Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com – Tebingtinggi. Sumur pompa dan leaning parit untuk irigasi pengairan persawahan yang terletak di Jalan AMD Kelurahan Bulian Kecamatan Bajenis Kota Tebingtinggi yang dibangun pada tahun 2014-2015 milik Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tebingtinggi diduga tidak berfungsi dan telah rusak.
Keterangan diperoleh dari sejumlah petani, sejak sumur pompa dibangun tidak bisa berfungsi dan tak bisa untuk mengaliri air persawahan mereka. Proyek pekerjaan berupa tiga buah sumur pompa dan leaning parit irigasi yang memakan biaya ratusan juta rupiah tersebut terlihat ada yang telah rusak, ungkap salah seorang petani yang tidak ingin disebut namanya.
Pantauan wartawan di lapangan, Jumat (24/11/2017), terlihat pompa sumur seperti tidak terawat dan parit beserta dinding leaning parit ada yang telah hancur. Sedangkan Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Tebingtinggi, Marimbun Marpaung saat dikonfirmasi wartawan membantah tentang tidak berfungsinya sumur pompa tersebut.
“Ini kan masih musim panen, jadi air tidak diperlukan, makanya sumur pompa tidak dihidupkan. Terkait rusaknya parit irigasi, ini nanti akan diperbaiki setelah musim menanam padi,” jelas Kadis Pertanian kepada wartawan.
Padahal Pemko Tebingtinggi telah mencanangkan bahwa wilayah di Kecamatan Bajenis adalah basisnya pertanian terutama tanaman padi. Bahkan hampir setiap tahunnya, Pemko Tebingtinggi selalu memberikan anggaran untuk pembuatan proyek irigasi maupun perawatan di daerah Kecamatan Bajenis tersebut.
Untuk itu, sejumlah petani mengharapkan agar Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tebingtinggi supaya turun langsung meninjau dan melakukan pengawasan di daerah pertanian khususnya daerah persawahan, karena air sangat sukar didapat saat mereka membutuhkannya, apalagi bila musim kemarau tiba.
“Sukar kali dapat air kalau mau musim menanam, terutama bila musim kemarau, padahal sudah ada tiga sumur pompa yang dibangun, tapi tak biaa mengaliri air persawahan kami,” jelas para petani.