Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menyoroti masih dipertahankannya Setya Novanto di kursi ketua DPR. Empat pimpinan DPR lainnya pun dinilai tumpul dan keok karena tak segera mengambil sikap dari penahanan Novanto.
"Saya kira pimpinan sebagai satu alat kelengkapan sendiri memang keok dan tumpul. Mereka juga setali tiga uang dengan Setnov walau tak sampai berstatus tersangka," ujar Lucius kepada wartawan, Selasa (28/11).
Sifat pimpinan DPR memang kolektif kolegial, sehingga dianggap ketidakhadiran satu pimpinan tidak akan berdampak signifikan. Hanya saja 'tumpul' nya pimpinan dalam masalah Novanto dinilai telah mencederai rakyat.
"Hampir bisa dikatakan bahwa alat kelengkapan DPR bernama Pimpinan ini lebih cenderung memicu masalah ketimbang menjadi saluran untuk mencari solusi atas masalah yang membelit DPR sebagai lembaga," imbuh dia.
Lucius juga menyoroti pernyataan kontroversial salah satu pimpinan DPR di tengah kasus Novanto. Hal ini dinilainya justru menciptakan situasi yang tidak kondusif bagi DPR untuk bekerja.
"Hanya dalam soal Novanto juga pimpinan tertentu cenderung melakukan pembelaan berlebihan. Pembelaan yang sulit dicerna, karena bahkan rakyat kecil saja tahu, sikap yang tepat bagi seorang tersangka itu seperti apa?" sebut Lucius.
"Pembelaan pimpinan tertentu merusak nalar publik dalam menilai seorang tersangka korupsi. Pembelaan pimpinan terhadap seorang tersangka mengesankan bahwa DPR lebih intim dengan korupsi ketimbang mengenyahkannya karena telah merusak bangsa," lanjutnya.
Lucius juga mendorong DPR untuk melakukan evaluasi pimpinan DPR menyusul ditahannya Novanto. Baginya publik membutuhkan DPR yang bekerja untuk menghasilkan sebuah kebijakan, ketimbang kegaduhan publik.
"Jadi sudah sepantasnya pimpinan DPR memang ikut bertanggung jawab atas mandulnya DPR dalam menghasilkan kebijakan penting bagi rakyat," tegas Lucius.
DPR menurut dia harus menunjukkan citra bersih, jauh dari hal-hal yang identik dengan korupsi. Itu dinilai Lucius harus dimulai dari contoh yang diberikan pimpinannya terlebih dahulu. Empat wakil DPR saat ini adalah Fadli Zon, Taufik Kurniawan, Fahri Hamzah, dan Agus Hermanto.
"Dengan pimpinan yang bersih dari masalah, sebagian masalah DPR bisa terselesaikan. Maka saya kira memang kita tak hanya terbatas mengevaluasi Setnov saja, tetapi juga performa pimpinan DPR yang lain yang juga lekat dengan masalah karena kapasitas dan integritas pribadi yang tidak memadai," papar dia.
Sebagaimana diketahui, pimpinan DPR sebelumnya berencana menggelar rapat pimpinan untuk membahas pelaksana tugas (Plt) Ketua DPR pengganti Setya Novanto yang saat ini ditahan KPK. Namun hingga saat ini, rapat belum juga digelar.
Tidak diketahui pula apakah rencana penunjukan Plt Ketua DPR akan jadi dilakukan. Mengingat tidak ada tanda-tanda dari pimpinan DPR untuk mau segera menangani permasalahan Novanto yang ditahan karena terlibat dalam korupsi e-KTP itu.
"Kita masih nunggu dari kesetjenan. Kan masih ada pimpinan yang masih dinas ke luar, tunggu pengaturan waktu. Tapi rapim ini sifatnya rutin. Tentu semua tergantung biro pimpinan, biasanya bahas surat-surat masuk," ujar Taufik dalam perbincangan, Senin (27/11).
Taufik menyebut rapim baru akan dibahas saat 4 pimpinan DPR lengkap. Sebab Wakil Ketua DPR Fadli Zon baru saja tiba di Indonesia setelah kunjungan kerja ke Eropa termasuk Polandia, sementara Wakil Ketua DPR Agus Hermanto masih tugas diplomasi parlemen di New Zealand dan Fahri Hamzah tengah kunker ke Australia.
"Setiap pengaturan diatur oleh pimpinan yang koordinasi kesetjenan. Nunggu lengkap dulu, masih nunggu konfirmasi kehadiran," jelas Taufik. (dtc)