Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Honolulu. Hawaii akan kembali mengaktifkan sirene peringatan serangan nuklir era Perang Dingin, pekan ini. Penggunaan sirene peringatan untuk pertama kali dalam 30 tahun terakhir ini, merupakan persiapan menghadapi ancaman rudal dan nuklir Korea Utara (Korut).
Dituturkan pejabat penanggulangan situasi darurat Hawaii, seperti dilansir Reuters, Selasa (28/11), uji coba sirene peringatan itu akan digelar setiap bulan, mulai Desember mendatang. Uji coba akan digelar setiap tanggal 1 masing-masing bulan.
Dalam uji coba yang akan digelar pada Jumat (1/12) mendatang, sekitar pukul 11.45 waktu setempat, sirene ini akan meraung-raung selama 60 detik dari lebih dari 400 lokasi di Hawaii. Uji coba sirene bulanan ini dikenalkan kembali di Hawaii sebagai bagian dari program untuk mendorong warga bertindak aktif seperti 'masuk ke dalam, tinggal di dalam dan tunggu situasi' setiap kali mendengar sirene dibunyikan.
"Kesiapan situasi darurat adalah mengetahui apa yang akan dihadapi dan mengetahui apa yang harus dilakukan saat menghadapi bahaya," ucap Kepala Badan Penanggulangan Situasi Darurat Hawaii, Vern Miyagi dalam pesan video yang disebarkan secara online. Miyagi tidak menyebut langsung Korut dalam pernyataannya.
Secara terpisah, juru bicara Badan Penanggulangan Situasi Darurat Hawaii, Arlina Agbayani, menyebut sirene serangan nuklir ini diaktifkan kembali setelah Korut menggelar serangkaian uji coba rudal balistik antarbenua Korut yang diperkirakan mampu menjangkau wilayah AS.
Sirene yang tadinya digunakan untuk memperingatkan adanya serangan udara dan serangan nuklir ini, tidak digunakan sejak tahun 1980-an ketika Perang Dunia berakhir.
Dengan mengutip proyeksi situasi yang didasarkan pada teknologi senjata nuklir Korut, juru bicara lainnya, Richard Rapoza, menyebut satu senjata nuklir berkekuatan 150 kiloton jika diledakkan di Pearl Harbour yang ada di Pulau Oahu, diperkirakan akan menewaskan 18 ribu orang seketika dan melukai sekitar 50 ribu hingga 120 ribu orang lainnya.
Dokumen proyeksi situasi itu menyebut, 90 persen dari total 1,4 juta jiwa penduduk Hawaii akan selamat dari 'efek langsung' ledakan. Oahu yang menjadi lokasi komando militer AS dan Honolulu yang merupakan ibu kota Hawaii dipandang menjadi target potensial oleh Korut.
Dalam situasi jika serangan nuklir sungguh diluncurkan dari Korut ke Hawaii, maka prosedur yang berlaku adalah Komando Pasifik AS akan memberikan peringatan kepada otoritas situasi darurat untuk membunyikan sirene peringatan itu. Dengan sirene dibunyikan, warga Hawaii memiliki waktu 12-15 menit untuk menyelamatkan diri sebelum serangan tiba.
Dengan situasi seperti itu, warga disarankan untuk berlindung di dalam gedung atau bangunan kokoh lainnya. Meskipun tidak ada tempat perlindungan khusus untuk serangan nuklir, berlindung di dalam gedung memberikan kesempatan terbaik untuk membatasi paparan radioaktif.
Sebelum uji coba sirene peringatan serangan nuklir ini digelar, Hawaii telah menggelar uji coba bulanan untuk sirene peringatan lainnya termasuk untuk topan, tsunami dan bencana alam lainnya. Uji coba ini juga melibatkan jaringan telepon seluler, radio dan televisi setempat. (dtc)