Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Lembaga Kebudayaan Betawi mengusulkan Letkol Moeffreni Moe'min menjadi tokoh nasional. Tokoh militer dari Betawi itu dinilai memiliki peran besar di era kemerdekaan RI.
Hal itu terungkap dalam pertemuan sejumlah tokoh adat Betawi yang tergabung dalam Lembaga Kebudayaan Betawi dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan. Pertemuan di gelar di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/11/2017).
"Kita sudah roadshow dalam rangka usulkan pahlawan Betawi Letkol Moeffreni yang punya peran besar dalam terlaksananya rapat raksasa Ikada. Kalau baca sejarah, rapat ini sangat penting. Proklamasi enggak banyak gaungnya, maka para pemuda menggagas memperkuat proklamasi dengan rapat Ikada," ujar Sekretaris Jenderal Lembaga Kebudayaan Betawi, Ahmad Sarofi, Selasa (28/11/2017).
Menurut Sarofi, jasa Moeffreni terbilang sangat besar di masa pasca kemerdekaan sehingga layak dijadikan Pahlawan Nasional. Selain berperan di Rapat Ikada, Moeffreni juga memimpin pasukan BKR (Badan Keamanan Rakyat) di Cirebon dalam perjuangan kemerdekaan. Bahkan pernah pula menjabat sebagai Wakil Ketua MPR.
"Pernah jadi anggota DPRD DKI dan Wakil Ketua MPR. Kemudian pernah jadi Komandan Resimen di Cirebon yang menjaga keamanan saat Perjanjian Linggarjati. Anak buahnya banyak saat itu," ungkap Sarofi.
Menanggapi usulan tersebut, Zulkifli mengatakan akan mendukung. Namun ia memyarankan agar Lembaga Kebudayaan Betawi terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari Gubernur DKI Jakarta.
"Kalau usul pahlawan sesuai pengalaman dulu kan harus ada seminarnya. Kemudian harus minta rekomendasi Pak Anies (Gubernur DKI Jakarta). Kalau sudah berkirim surat dengan gubernur, baru saya kasih rekomendasi," ujar Zulkifli.
Menurutnya, jasa Moeffreni sebagai tokoh Betawi selama masa pergerakan sangat berjasa. Namun untuk gelar Pahlawan Nasional haruslah mendapatkan rekomendasi dulu dari Pemda."Habis gubernur baru saya. Kalau saya kasih rekomendasi nanti kurang manfaat karena ibaratnya saya kasih rekomendasi orang masuk UI tapi ijazah SMA belum ada. Kalau pahlawan lihat jasanya, kita mesti kasihlah," terang Zulkifli. (dtc)