Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Tokyo. Sebagai salah satu negara tropis terbesar di Asia, Indonesia memiliki aneka buah-buahan berkualitas. Namun sejauh ini komoditas tersebut sepertinya masih sulit untuk menembus pasar Jepang.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita antara lain menyampaikan hal itu dalam Forum Bisnis Indonesia-Jepang yang dihadiri ratusan pengusaha kedua negara di Tokyo, Rabu, 29 November 2017.
"Kami punya mangga, pisang, nanas dan buah tropis lainnya. Tapi saya juga mengakui bahwa melon Jepang memang memang enak sekali meskipun harganya paling mahal di dunia," ujar Enggartiasto.
Saat bertemu Executive Vice President Aeon, Akinori Yamashita dan Presiden Direktur Aeon Toyohimi Kashi di Makuhari Messe Chiba, selain nama buah-buahan tadi dia juga menyebut salak pondoh dan salak Bali sebagai buah khas Indonesia.
"Thailand mau coba mengembangkan buah kami yang satu ini tapi selalu gagal. Salak itu cuma bisa berkembang di Indonesia. Nanti Dubes Arifin (Tasrif) akan mengirimkan sampelnya untuk Anda," kata Enggartiasto seraya melirik ke arah sang duta besar.
Vice President Badan Perdagangan Luar Negeri Jepang (Jetro) Yuri Sato menyatakan dapat memahami keinginan Indonesia yang telah disampaikan sejak adanya Indonesia Jepang Economic Partnership Agreement (IJEPA) pada 2008.
"Bila saat ini aneka buah dari Chili dan Meksiko yang berada jauh di benua Amerika dapat menjual buah mereka ke Jepang, mestinya buah-buahan dari Indonesia juga bisa masuk Jepang," kata Sato.
Untuk itu, dia melanjutkan, Jetro akan mempelajari lebih lanjut dan akan mencoba membantu Indonesia mewujudkan apa yang diharapkan.
Untuk diketahui, Jepang setiap tahunnya mengonsumsi sekitar 5,4 juta ton buah per tahun, dan 1,8 juta ton di antaranya adalah buah impor. Sebagian besar kebutuhan 'Negeri Matahari Terbit' itu dipenuhi oleh Filipina.
Jepang menerapkan sejumlah persyaratan terhadap semua produk pertanian dan perkebunan yang akan memasuki pasar Jepang. Untuk buah-buahan, misalnya, bukan hanya mematikan serangga buah tetapi telor serangga yang mungkin ada di dalam buah juga harus dimatikan supaya tidak masuk ke Jepang.
Untuk memastikannya, para pengusaha Jepang biasa datang negara tempat calon mitranya berproduksi, mulai dari pembibitan, pengolahan lahan, penggunaan anti hama dan lain sebagainya.(dtf)