Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Washington DC. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Badan Antariksa AS atau NASA kembali mengirimkan astronot ke Bulan untuk pertama kalinya sejak tahun 1972. Trump juga meminta NASA mempersiapkan perjalanan masa depan ke Planet Mars.
"Kali ini kita tidak hanya menanam bendera kita dan meninggalkan jejak kaki. Kita akan membangun fondasi untuk misi ke Mars dan mungkin suatu hari ke bagian lainnya," ucap Trump di Gedung Putih saat dia menandatangani arahan kebijakan ruang angkasa yang baru, seperti dilansir AFP, Selasa (12/12/2017).
Arahan kebijakan itu meminta NASA untuk meningkatkan upaya pengiriman astronot ke ruang angkasa yang lebih dalam. Misi ini mempersatukan politikus AS dari kedua partai -- Republik dan Demokrat, namun rawan memicu perdebatan soal bujet dan kerangka waktu.
Para pakar kebijakan ruang angkasa sepakat bahwa upaya mengirimkan astronot ke Mars membutuhkan kecakapan teknis dan anggaran yang sangat besar. Mars diketahui berjarak 225 juta kilometer dengan Bumi. Terakhir kali astronot AS mengunjungi Bulan saat misi Apollo tahun 1960-an dan 1970-an. Pada 20 Juli 1969, astronot AS Neil Armstrong menjadi manusia pertama yang berjalan di permukaan Bulan.
Trump menandatangani arahan kebijakan ini dengan kehadiran Harrison Schmitt, salah satu astronot Amerika yang berjalan di Bulan sekitar 45 tahun lalu. "Hari ini, kita berjanji dia tidak akan menjadi yang terakhir," ucap Trump.
Baca juga: 'Asteroid' Cerutu yang Terpantau Teleskop Bumi Diduga Pesawat Alien
Trump dan Wakil Presiden Mike Pence, yang memimpin Dewan Ruang Angkasa Nasional (NSC), sebelumnya berjanji akan memerintahkan eksplorasi Bulan lagi, namun mereka hanya memberikan sedikit rincian.
Mantan Presiden AS George W Bush juga pernah berjanji mengirimkan astronot Amerika ke Bulan sebagai bagian program Konstelasi yang berlangsung pada tahun 2005-2009 lalu. Proyek itu menganggarkan dana hingga US$ 100 miliar dengan tujuan mencapai permukaan Bumi pada akhir tahun 2020-an.
Tahun 2009, mantan Presiden AS lainnya, Barack Obama menganggap program itu terlalu banyak memakan anggaran dan hanya mengulang misi pernah dicapai sebelumnya. Obama lantas membatalkan program itu untuk lebih fokus pada misi ke Mars yang ditargetkan tercapai tahun 2030-an.
Trump menyatakan arahan kebijakannya 'akan fokus pada program eksplorasi manusia dan temuan di ruang angkasa' dan 'menandai langkah penting dalam kembalinya astronot Amerika ke Bulan untuk pertama kalinya sejak 1972'.
Tujuan dari misi baru ke Bulan termasuk eksplorasi jangka panjang dan pemanfaatan permukaannya. "Kita bermimpi besar," ucap Trump. (dtc)