Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Penulis buku Zaenuddin HM mewawancarai Novel Baswedan saat menyusun buku 'Biarlah Malaikat yang Menjaga Saya' tentang penyidik KPK itu. Dia menceritakan pribadi Novel yang antikorupsi sejak muda.
"Kejujuran, contoh kecil ketika tes masuk Akpol (Akademi Kepolisian), pamannya sempat berkata, kalau nanti tidak diterima, ditawari mau nggak menyuap agar bisa masuk. Novel kemudian menolak tegas ini. Ternyata dia akhirnya lolos tes, masuk tanpa menyuap," cerita Zaenuddin di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (13/12/2017).
Selain itu, ujarnya, Novel memiliki sifat dermawan, takwa, dan memegang konsistensi. Soal ketakwaan, Novel menunjukkan sebagai pribadi yang taat menjalankan ibadah, seperti tidak pernah melewatkan salat subuh di masjid. Termasuk ketika Novel disiram air keras, yang terjadi selepas Novel menjalankan salat subuh dari masjid. Dia juga konsisten menjalankan prinsip-prinsipnya.
Sementara itu, kisah soal kedermawanan Novel, dia pernah diberi Rp 100 ribu oleh pamannya sebagai hadiah berhasil masuk Akpol. Namun Novel malah membagikannya kepada janda miskin di sekitar rumahnya.
"Kedermawanan, contohnya itu tadi, dia berikan Rp 100 ribu kepada perempuan-perempuan tua yang tidak punya di sekitarnya," kata Zaenuddin lagi.
Ketika di Akpol, keberanian Novel mulai muncul. Novel menemukan passion di bidang hukum. Setelah lulus, Novel kemudian ditugaskan ke Bengkulu. Dari tempat inilah ketegasan Novel Baswedan mulai diuji dan dipupuk perlahan.
"Ini awal Novel yang tegas muncul. Dia menghadapi berbagai kasus, termasuk illegal logging. Sampai-sampai, kata ibunya, karena Novel terlalu tegas, rumahnya dikepung orang-orang yang propencuri. Tapi Novel berani melawan. Karena prestasinya baik, akhirnya dia direkomendasikan jadi penyidik KPK," urai Zaenuddin.
Di dalam bukunya, Zaenuddin menuturkan tentang kisah hidup Novel Baswedan yang diwawancarai langsung. Dia terkesan mengangkat sosok Novel yang dinilai tenang menghadapi teror dahsyat penyiraman air keras."Novel ini masa kecilnya cenderung pendiam dan penakut. Tidak pernah bergaul, tidak pernah main jauh. Istilahnya anak mami. Yang berbeda waktu Novel masuk TK, dia dipakaikan seragam polisi dan adiknya seragam tentara. Akhirnya terwujud, Novel benar-benar jadi seorang polisi," katanya. (dtc)