Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Bojonegoro. Dua truk beradu banteng di Bojonegoro. Meski tabrakan yang terjadi cukup frontal, namun tak ada korban meninggal dalam kejadian itu.
Kedua kendaraan yang terlibat adalah truk bernopol S 9831 UA yang dikemudikan Yusman (50), warga Desa/Kecamatann Sambong, Blora dan truk bernopol K 1461 SB yang dikemudikan Kudi (40) Warga Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kudus.
Salah satu saksi mata, Bagiyo, mengatakan kedua truk berjalan dari arah berlawanan. Salah satu truk dengan kecepatan cukup tinggi mencoba menyalip kendaraan di depannya. Namun dari arah berlawanan muncul truk lain yang juga cukup kencang. Tanpa bisa dihindari, kedua truk itu adu banteng.
"Awalnya truk dari timur itu nyalip kendaaran di depannya tapi kayaknya terlalu ke kanan sehingga nabrak truk yang dari barat," tutur Bagiyo kepada detikcom, Jum'at (15/12/1017).
PPolisi yang tiba di lokasi kejadian langsung melakukan bantuan. Polisi membawa korban ke rumah sakit PKU Kalitidu. Dalam kecelakaan itu lima orang dari kedua truk tersebut mengalami luka. Meski selamat para sopir, kenek, dan penumpang mengalami luka yang cukup serius pada tangan dan kaki.
"Kami bantu dulu evakuasi korban afar bisa mendapat bantuan medis ke rumah sakit terdekat. Dan kami langsung melakukan olah TKP untuk mengetahui penyebab kecelakaan ini," ujar Kanit Laka Lantas Bojonegoro Iptu Mukari.
Para korban yang telah dirawat di Rumah Sakit PKU kalitidu karena mengalami luka adalah pengemudi truk bernopol S 9831 UA, Yusman; penumpang truk S 9831 UA, Sukamat (55), warga Desa Pengkol, kecamatan Widang, Tuban.
Penumpang truk S 9831 UA, Warsono (47), warga Desa Talun, Kecamatan Sumberejo, Bojonegoro; pengemudi truk nopol K 1461 SB Kudi (40), warga Desa Terban, Kecamatan Jekulo Kudus; penumpang truk K 1461 SB, Slamet Rifai (39) Desa Panjang, Kecamatan Mbahe, Kudus.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Bojonegoro, AKP Aristianto saat dikonfirmasi menghimbau kepada seluruh pengendara agar meredam arogansi dan mengedepankan etika berlalu lintas.
"Kejadian laka lantas ini menunjukkan bahwa pengendara ingin buru-buru sampai tanpa memperhatikan keselamatan pribadi ataupun keselamatan pengendara lain. Sudah jelas terdapat kepadatan di depannya tetapi tidak mau bersabar dalam lajurnya, kemudian menyalip tanpa memperhatikan jarak aman Akhirnya terjadi kecelakaan. Stop pelanggaran, stop kecelakaan, keselamatan untuk kemanusiaan," kata Aristianto. (dtc)