Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Bogor. Para dermawan darah yang sudah ratusan kali mendonorkan darah di tubuhnya itu disebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pahlawan kemanusiaan. Para pendonor yang sudah tak muda lagi itu punya pesan untuk generasi milenial.
Ada Arul Suparno, satu dari 897 orang pendonor yang hadir menerima penghargaan Satyalancana Kebaktian Sosial dari Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/12).
"Saya dari umur 25 tahun sudah mendonorkan darah, dan sekarang sudah 143 kali mendonorkan darah," kata Arul yang berusia 70 tahun ini.
Arul masih ingat betul momen pertama dia mendonorkan darah dulu. Saat itu tahun 1973, terjadi fenomena yang mengusik rasa kemanusiaannya.
"Dulu ada yang kesulitan mencari darah, kemudian banyak (darah) yang dikomersilkan," kata Arul.
Arul tak setuju dengan kondisi itu. Tak semestinya orang yang membutuhkan transfusi darah harus terbebani biaya untuk membeli darah dari para pemburu rente. "Kemudian saya tergerak untuk mendonorkan darah," kata dia.
Kantor pusat Palang Merah Indonesia (PMI) saat itu masih berada di Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat. Bergeraklah dia ke sana untuk memberikan darahnya. Sejak saat itu dia rutin mendonorkan darahnya tiap tiga bulan sekali.
Kini dia bangga mendapat anugerah Satyalencana Kebaktian Sosial dari Presiden Jokowi. Dia juga bakal mendapat cincin emas karena telah mendonorkan darah lebih dari 100 kali.
Sebelumnya, pria dari Forum Komunikasi Dermawan Darah DKI ini juga sudah mendapatkan penghargaan dari PMI saat mencapai 50 kali donor darah, mendapat penghargaan plus cincin emas 10 gram dari Gubernur DKI Soerjadi Soedirdja saat mencapai 75 kali donor darah.
Budi Priyatna, pria 50 tahun asal Lampung yang juga menerima penghargaan dari Jokowi pada hari ini. Pertama kali dia mendonorkan darah saat usianya masih 21 tahun.
"Di Lampung kesempatannya sangat memungkinkan, karena jarak antara kantor saya dengan PMI sangat dekat. Sejak saat itu saya memang berniat ingin rutin mendonorkan darah, hanya demi kemanusiaan saja, tidak ada yang lain," tutur Budi.
Pengurus Forum Komunikasi Dermawan Darah komisariat Lampung ini punya pesan untuk generasi milenial. Dia menyeru kepada anak-anak muda untuk segera mendonorkan darahnya.
"Tentunya, untuk para muda-mudi yang usianya sudah 17 tahun, anak-anak SMA, segera mendonkrkan darahnya demi kemanusiaan!" kata Budi.
Syarat pendonor darah memang minimal harus berusia 17 tahun, berat badan minimal 45 kg, tensi darah normal, dan haemoglobin mencukupi yakni sekitar 12 gram untuk perempuan dan 12,5 gram untuk laki-laki.
Arul Suparno juga punya pesan untuk generasi milenial. "Kita berharap donor darah menjadi gaya hidup," kata dia.
Arul menjelaskan bahwa stok kebutuhan darah di Indonesia masih belum ideal. Maka di usia kepala tujuh, Arul terus mendorong anak-anak muda untuk menjadi dermawan darah.
"Kita sebagai motivator untuk generasi muda," kata dia.
Ketua Harian (Plh) Ginandjar Kartasasmita dalam sambutannya menjelaskan perihal ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan angka keamanan darah nasional sebesar 2% dari jumlah populasi setiap tahunnya. Saat ini Indonesia masih membutuhkan 5 juta kantong darah untuk memenuhi standar tersebut.
"Donor darah merupakan perbuatan yang mulia. Mari kita ajak lingkungan sekitar kita, mulai dari keluarga dan tetangga untuk melakukan perbuatan yang mulia tersebut, dengan berdonir darah," kata Ginandjar. (dtc)