Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Mantan Dirjen Hubla Antonius Tonny Budiono buka-bukaan tentang uang suap serta sejumlah barang yang dimilikinya. Ada salah satunya yaitu ballpoint merek ternama dari Ignasius Jonan.
Tonny awalnya mengakui menerima uang suap dari Direktur PT Adhi Guna Keruktama (AGK) Adi Putra Kurniawan. Selain itu, dia membantah menerima uang dari kontraktor lain.
Namun, Tonny mengaku pernah menerima ballpoint merek ternama dari Jonan yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan (Menhub). Menurutnya, Jonan memberikan ballpoint itu karena dia berhasil menemukan black box pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura yang jatuh di Selat Karimata pada Desember 2014.
"Kalau seperti ballpoint itu saya terima dari mantan Menteri Perhubungan Bapak Ignasius Jonan pada saat saya berhasil menemukan black box AirAsia," ucap Tonny dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (18/12/2017).
Sebelum menjabat sebagai Dirjen Hubla, Tonny memang pernah menjadi staf ahli bidang logistik, multimoda dan keselamatan perhubungan pada tahun 2015. Selain ballpoint itu, dia mengaku pernah menerima berbagai barang lainnya seperti cincin dan jam tangan, termasuk keris.
"Jam tangan dari beberapa anak buah saya, cincin emas ada 2, yang lainya bukan emas. Kalau keris itu dari guru spiritual saya," ujar Tonny.
"Karena saya membela keris, saya dapat hukuman dari Tuhan karena saya menduakan Tuhan," sambung Tonny.
Selain itu, Tonny juga mengaku pernah mendapatkan pemberian berupa telepon seluler dari Muhajidin Nur Hasyim, adik dari M Nazaruddin. Hasyim mendatangi Tonny ketika menjabat sebagai Direktur Kenavigasian.
"Tidak beri apa-apa karena saya tahu dia adiknya Nazarudin, saya tidak berani terima satu rupiah pun," kata Tonny ketika ditanya jaksa.
"Kalau handphone?" tanya jaksa KPK lagi.
"Iya, handphone kecil," jawab Tonny.
Miliki Banyak Rekening dan Modus Suap Via ATM
Tonny mengaku memiliki 12 nomor rekening bank. Namun dari jumlah itu, dia mengaku hanya 4 rekening yang aktif.
"Ini di BAP Anda punya 12 nomor rekening?" tanya hakim pada Tonny.
"Iya benar yang mulia, tapi sudah banyak yang tidak aktif," jawab Tonny.
"Hanya ada 3 rekening BCA dan satu BNI 46," imbuh Tonny.
Selain itu, hakim juga menanyakan tentang istri Tonny yang disebut memiliki 17 nomor rekening. Tonny pun membenarkan hal itu, namun ia hanya menjelaskan soal rekening Bank DKI untuk pembayaran gaji almarhumah istrinya yang merupakan guru.
"Iya benar yang mulia (ada tujuh belas rekening)," ujar Tonny.
Tonny dihadirkan sebagai saksi dalam sidang tersebut untuk terdakwa Adi Putra. Modus suap yang diberikan tergolong baru yaitu melalui ATM. Namun ternyata Tonny sudah pernah melakukan hal serupa.
"Ada dua orang. Bambang dan Yohanes (yang pernah memberikan suap melalui ATM)," kata Tonny.
Namun, Tonny tidak menjelaskan berapa jumlah uang dalam ATM yang diberikan Bambang dan Yohanes. Ia hanya menjelaskan Bambang memberikan ATM terkait proyek pembangunan fasilitas di pelabuhan dan Yohanes terkait ship reporting system. (dtc)