Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Yangon. Militer Myanmar tengah menyelidiki sebuah kuburan massal yang ditemukan di sebuah desa di negara bagian Rakhine.
Pasukan militer Myanmar telah melakukan operasi militer di wilayah Rakhine sejak akhir Agustus lalu. Lebih dari 655 ribu warga Rohingya telah mengungsi ke Bangladesh akibat operasi militer tersebut. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menuding bahwa pasukan Myanmar melakukan kekejaman terhadap warga sipil Rohingya dalam operasi tersebut.
Dalam statemen militer yang diposting di laman Facebook pemimpin militer Myanmar disebutkan, bahwa dari informasi yang diterima, otoritas Myanmar menemukan jasad-jasad dalam sebuah kuburan di desa Inn Dinn, kota Maungdaw, Rakhine, lokasi yang menjadi pusat kekerasan terhadap Rohingya. Tidak disebutkan berapa jumlah jasad yang ditemukan ataupun dari komunitas mana mereka berasal.
"Tindakan hukum yang tegas akan diambil jika anggota-anggota pasukan keamanan terlibat," demikian statemen militer Myanmar.
Militer Myanmar telah berulang kali membantah melakukan kekejaman terhadap warga sipil Rohingya dalam operasi mereka di Rakhine. Militer Myanmar menegaskan, pihaknya melakukan operasi secara proporsional terhadap para militan Rohingya, yang bertanggung jawab atas serangan ke pos-pos kepolisian di Rakhine.
Namun Kepala HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa Myanmar jelas merencanakan kekerasan terhadap warga muslim Rohingya, hingga menyebabkan eksodus massal Rohingya. Bahkan diingatkan PBB, operasi militer Myanmar tersebut kemungkinan sama dengan genosida.
"Bagi kami, jelas bahwa operasi ini terorganisir dan terencana," kata Komisioner Tinggi PBB untuk HAM, Zeid Ra'ad Al Hussein dalam sebuah wawancara seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (19/12/2017).
"Anda tak bisa mengesampingkan kemungkinan aksi genosida... Anda tak bisa mengesampingkan itu (genosida) telah terjadi atau sedang terjadi," imbuhnya.
Sebelumnya kelompok amal bidang medis, Doctors Without Borders menyatakan bahwa setidaknya 6.700 warga Rohingya tewas dalam bulan pertama operasi militer Myanmar di negara bagian Rakhine, yang dimulai sejak Agustus lalu. Lebih dari 655 ribu warga Rohingya telah kabur ke distrik Cox's Bazar di Bangladesh selatan sejak operasi militer itu dimulai. (dtc)