Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Samosir. Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Samosir, pada 2018 menerima kuota pengurusan 4.000 sertifikat tanah gratis dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Untuk itu, BPN Samosir mengajak masyarakat Kabupaten Samosir memanfaatkannya dengan baik.
Tahun 2017, BPN Samosir juga terima sebanyak 2.100 sertifikat gratis dari APBN dan sudah terealisasi. Namun, jumlah itu terpenuhi dengan melakukan upaya jemput bola, karena status tanah milik pribadi di Samosir tidak seberapa.
"Persoalannya, tanah milik pribadi di Samosir tidak seberapa, kebanyakan tanah warisan. Kalau status tanah masih milik satu bapak satu ibu, masih mudah menerbitkan sertifikatnya. Persoalan yang menonjol, naik lagi ke atas (kakek-nenek). Sebidang tanah bisa dimiliki banyak orang," jelas Kepala BPN Samosir Jusen Faber Damanik kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (21/12/2017).
Sampai saat ini, kata Jusen, masih sangat minim yang mengurus sertifikat tanahnya. Jangankan datang mengurus dengan uang pribadi, memanfaatkan gratis saja masih sulit.
"Untuk itu kita berharap, Januari 2018, masyarakat Samosir dan para kepala desa, agar berlomba mengajukan penerbitan sertifikat Surat Kepemilikan Tanah (SKT), memanfaatkan sebanyak 4.000 sertifikat gratis (tanpa dipungut biaya) yang didanai oleh APBN," ujar Faber Damanik.
"Jangan kita sia-siakan program pemerintah yang sudah memberikan ruang gratis penerbitan sertifikat tanah, seperti Program Nasional Agraria (Prona)," sambung Faber.
Kepala BPN Samosir, juga menghimbau masyarakat Samosir, agar jangan terlalu mudah untuk menjual lepas tanah milik. Lebih baik disewakan atau dikontrakkan. Karena tidak dipungkiri, dengan gampang jual lepas, masyarakat Samosir jadi terpencilkan.
"Tidak dapat dipungkiri, 10 tahun kedepan, para investor banyak datang ke Samosir, karena sudah ditetapkannya Samosir sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN). Yang kita khawatirkan, seperti Betawi, Melayu di Medan, kini semakin terpencilkan akibat cepatnya jual lepas," tutup Jusen Faber Damanik.