Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - San Francisco. Seorang mantan Marinir Amerika Serikat ditangkap atas tuduhan merencanakan serangan Natal di San Francisco, AS. Pria berumur 26 tahun itu mengaku terinspirasi kelompok radikal ISIS.
Menurut pernyataan tertulis yang diajukan Agen Khusus FBI, Christopher McKinney, tersangka bernama Everitt Aaron Jameson berencana menargetkan Pier 39, kawasan wisata yang ramai di San Francisco.
Jameson telah menyampaikan kepada agen-agen FBI yang menyamar, bahwa dirinya akan menggunakan bahan peledak untuk menargetkan kerumunan orang di Pier 39 antara 18 Desember dan 25 Desember. "Natal merupakan hari sempurna untuk melakukan serangan," kata Jameson dalam dokumen FBI seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (23/12).
Disebutkan bahwa Jameson mengatakan dirinya tidak perlu menyusun rencana meloloskan diri karena dia "siap mati."
Rumah Jameson di Modesto, California digerebek agen-agen FBI pada Rabu (20/12) waktu setempat. Di rumah itu, para agen menemukan surat wasiat dan pesan terakhirnya beserta senjata-senjata dan amunisi.
Menurut dokumen FBI, Jameson pernah mengikuti pelatihan dasar di Korps Marinir pada tahun 2009 dan lulus dengan kualifikasi "penembak jitu". Namun pria itu kemudian diberhentikan karena tidak menyebutkan riwayat penyakit asmanya. Setelah keluar dari Marinir, dia bekerja sebagai sopir truk derek.
"Jameson menjelaskan bahwa dia juga ingin menggunakan bahan peledak dan menceritakan sebuah rencana yang mana bahan peledak bisa mengarahkan atau menyalurkan orang-orang ke sebuah lokasi di mana Jameson bisa menimbulkan korban jiwa," demikian disampaikan McKinney.
Tersangka tersebut secara tak sengaja mengungkapkan rencananya itu pada seorang agen FBI yang menyamar, yang dipercaya Jameson sebagai seorang tokoh senior kelompok ISIS.
"Hari ini, para petugas penegak hukum kita yang luar biasa, sekali lagi berhasil menggagalkan sebuah plot untuk membunuh warga Amerika," kata Jaksa Agung Jeff Sessions.
Dalam dokumen FBI disebutkan, Jameson telah mendukung keyakinan jihad radikal, termasuk menulis postingan-postingan di media sosial yang mendukung terorisme. (dtc)