Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Washington DC. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang beberapa kali memuji China, tiba-tiba menyerang negara itu dengan menudingnya tertangkap basah menyalurkan minyak ke Korea Utara (Korut). Trump mengaku sangat kecewa pada China.
"Tertangkap BASAH -- sangat kecewa bahwa China mengizinkan minyak disalurkan ke Korea Utara," ucap Trump via akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump, seperti dilansir AFP dan CNN, Jumat (29/12/2017).
"Tidak akan pernah ada solusi baik-baik untuk persoalan Korea Utara jika hal ini terus terjadi!" imbuhnya.
Lebih lanjut, dalam wawancara dengan media ternama AS The New York Times, Trump mengindikasikan langkah tegas dalam sektor perdagangan dengan China terkait hal ini. "Minyak masih masuk ke Korea Utara. Ini bukan kesepakatan saya! Jika mereka tidak membantu kita dengan Korea Utara, maka saya akan melakukan hal yang selalu saya katakan ingin saya lakukan," tegas Trump.
Awal pekan ini, surat kabar Korea Selatan (Korsel) Chosun Ilbo yang mengutip sumber pemerintahan setempat melaporkan bahwa satelit AS berhasil mendeteksi sejumlah kapal berbendera China yang menjual minyak ke kapal-kapal Korut beberapa kali sejak Oktober lalu. Tidak diketahui pasti apakah Trump merujuk pada temuan itu dalam kicauannya soal China.
Secara terpisah, seorang pejabat AS menyebut pemerintah AS memiliki bukti yang menunjukkan adanya pelanggaran sanksi-sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait Korut.
"Sejumlah kapal tertentu terlibat dalam aktivitas yang dilarang PBB, termasuk penyaluran petroleum dari kapal ke kapal dan penyaluran batu bara dari Korea Utara," sebut pejabat Departemen Luar Negeri AS yang enggan disebut namanya itu.
"Kami memiliki bukti bahwa beberapa kapal yang terlibat aktivitas-aktivitas ini dimiliki oleh sejumlah perusahaan di beberapa negara, termasuk China. Kami mengecam aksi semacam ini dan berharap agar setiap negara anggota UNSC (Dewan Keamanan PBB), termasuk China bekerja lebih saksama untuk menghentikan aktivitas penyelundupan," imbuhnya.
Aktivitas menyalurkan minyak ke Korut jelas bertentangan dengan sanksi-sanksi yang diterapkan Dewan Keamanan PBB untuk Korut, terkait program rudal dan nuklir rezim komunis itu. Bahkan dalam sanksi terbaru yang disepakati pekan lalu, diberlakukan larangan hampir 90 persen ekspor produk minyak sulingan ke Korut. Diketahui bahwa minyak sangatlah vital bagi rezim dan militer Korut. (dtc)