Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim stok bawang merah aman hingga Maret 2018 mendatang. Sayangnya, para petani mengalami kerugian karena rendahnya harga jual bawang merah di tangan tengkulak.
"Kalau bawang merah saat ini posisi petani tetap masih mengalami kerugian, tapi kalau dibahas apakah (stok bawang merah) aman? Sangat aman, bahkan kita mencoba untuk bagaimana menyelamatkan petani ini," ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Prihasto Setyo dalam jumpa pers pemantauan pasokan dan harga cabai dan bawang menjelang tahun baru 2018 di Gedung KKP, Bareskrim Polri, Jalan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2017)
Prihasto mengatakan ketersediaan bawang merah ditingkat nasional Desember 2017 berjumlah 123.849 Ton. Sedangkan tingkat kebutuhan bawang merah mencapai 109.437 Ton. Artinya, stok bawang merah masih surplus sebanyak 14.412 ton
Sementara itu, perkiraan stok bawang merah ditingkat nasional pada Januari hingga Maret 2018 sebanyak 339.386 Ton. Sedangkan perkiraan kebutuhan berjumlah 300.841 Ton. Artinya, masih ada stok bawang merah sebanyak 37.556 Ton hingga Maret 2018 mendatang.
Prihasto menilai amannya stok bawang merah tidak berbanding lurus dengan keuntungan yang didapatkan para petani.
"Karena kami sudah mendapatkan surat dari asosiasi bawang merah bahwa harga (bawang merah) masih tetap Rp 7 ribu di tingkat petani di Brebes, Jawa Tengah," ucap Prihasto
Prihasto menuturkan harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati mencapai Rp 20 ribu rupiah. Sementara, di sejumlah 44 pasar retail di Jakarta mencapai Rp 24 ribu hingga Rp 30 ribu.
"Untuk Januari 2018, kami prediksi harga di petani tidak jauh berbeda, antara Rp 7 ribu hingga Rp 12 ribu. Sedangkan di retail bisa mencapai Rp 29 ribu," ujar dia
Prihasto menambahkan rendahnya nilai jual di tingkat petani karena masa panen yang bersamaan. Akhirnya, stok berlebih dan harga menjadi jatuh.
"Supaya petani tidak panen bersamaan, sekarang bawang merah ini panen bersamaan sehingga harga turun. Padahal kita sudah menghimbau agar panen tidak bersamaan. Diatur penanamannya," ujar Prihasto.
Prihasto mengaku sudah mensosialiasikan kebijakan itu kepada petani. Bahkan, kata Prihasto, telah melakukan penyelamatan dengan menyerap hasil panen para petani."Namun demikian kami akan mendorong tetap Pak Dirjen hortikultura untuk melakukan penyerapan bawang merah yang sedang dibawah BEP (Break Event Point)," ujar Prihasto. (dtc)