Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Karawang. Pemerintah terus berupaya mendongkrak hasil panen. Demi mencapai swasembada pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) menerapkan pertanian modern untuk mengganti sistem pertanian tradisional.
Salah satunya adalah menyebarkan benih Inpari 43, benih yang disebut-sebut bisa hidup di dua lokasi seperti hewan amfibi, yang tahan air maupun kering.
"Ada yang namanya bibit Inpari 43 dan itu gratis," ujar Muhammad Ismail Kepala Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi saat panen raya di Desa Tanjungpura, Kecamatan Karawang Barat Rabu (3/1/2018).
Ismail menjelaskan, Inpari 43 adalah bibit yang sanggup bertahan ketika terendam banjir, bahkan masih bisa hidup ketika kemarau melanda.
"Saat ini, benih sudah disebar secara gratis di Indramayu, Karawang, Subang hingga Jawa Tengah," ungkap Ismail.
Bibit tersebut, menurut Ismail merupakan jawaban untuk berbagai kalangan yang mengkhawatirkan program percepatan pertanian.
Sejak 2015, pemerintah berupaya mengubah pola tanam petani. Jika biasanya petani menanam padi dua kali dalam setahun, kini ditambah menjadi tiga kali dalam setahun.
"Bibit ini lebih tahan hama, hasilnya juga baik," kata dia.
Senada dengan Imam, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan pola tanam 3 kali dalam setahun bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan.
Amran menyatakan, meski mengubah siklus hama jadi makin tinggi, penambahan masa tanam harus tetap dilakukan.
"Jadi bukan produktivitasnya yang dikurangi, tapi hamanya yang diselesaikan," kata Amran. (dtc)