Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Harga bawang merah lagi anjlok, salah satunya di Brebes. Namun, setelah bawang sampai di ritel Jakarta justru melonjak tinggi bisa tembus Rp 30.000/kg.
Lantas, kenapa harga bawang merah yang anjlok di tingkat petani, justru melonjak setelah sampai di Jakarta? Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Tjahja Widayanti, menjelaskan beberapa jenis bawang sudah memiliki patokan berbeda.
Seperti jenis bawang konde basah dengan ketentuan harga Rp 15.000/kg. Kemudian, konde askip dengan ketentuan harga Rp 18.300/kg. Kemudian rogol askip Rp 22.500/kg di tingkat produsen sementara di tingkat konsumennya rogol askip dijual dengan harga Rp 32.000/kg.
"Nah ini kan ada beberapa, saya enggak hapal ya setiap rantai itu berapa. Tapi itu hak bawang merah itu bawang merah dalam posisi apa dulu, apakah dia konde basah atau konde askip atau grogol askip kita lihat dulu masing-masing itu mereka mempunyai nilai penyusutan. Nah yang kemarin itu akhirnya harganya tetap tinggi karena dia mengalami penyusutan," kata dia di Kantor Kemendag, Kamis (4/1/2018).
Selain itu, pemicu lainnya adalah penyusutan bawang merah.
"Apakah dia konde basah atau konde askip atau rogol askip kita lihat dulu masing masing itu mereka mempunyai nilai penyusutan. Nah yang kemarin itu akhirnya harganya tetap tinggi karena dia mengalami penyusutan," kata Tjahja.
Terakhir, harga bawang merah begitu sampai di ritel Jakarta tetap tinggi karena rantai distribusi. Mulai dari pengepul hingga ke pedagang di pasar.
"Jadi bukan hanya dari beberapa layer yaitu dari pengepul, pedagang yang di kecamatan dan kabupaten baru sampai sini pasar induk, tapi dari sisi juga terjadi penyusutan," terang Tjahja.
Solusi harga bawang
Kementerian Perdagangan saat ini merencanakan sistem penyimpanan untuk mengawetkan beberapa komoditas yang kerap fluktuatif, seperti cabai dan bawang. .
"Sampai saat ini kita sedang mendekati perusahaan yang memiliki charge control atmosfer storage di mana barang-barang bisa disimpan dalam waktu 3 bulan," terang Tjahja.
Sistem ini sudah diterapkan Perum Bulog untuk menyimpan bawang merah di Brebes. Cara ini dinilai efektif untuk menstabilkan harga komoditas disaat suplai terbatas dalam kondisi permintaan tinggi.
"Kemarin saya dapat kabar Bulog sudah dapat sistem untuk yang bawang merah di Brebes. Coba ditanya Pasar Induk Kramat Jati juga seperti itu, mereka punya untuk penyimpanan cabai dan bawang merah," tutur Tjahja. (dtc)