Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Kementerian Pedagangan (Kemendag) menargetkan kinerja ekspor di tahum 2018 ini bisa tumbuh sekitar 5% hingga 7%. Di tahun 2017 lalu, total ekspor Indonesia diperkirakan bisa mencapai US$ 170,3 miliar.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mencatat meski pun ekspor tahun 2017 belum dihitung secara keseluruhan hingga Desember, namun hasilnya telah lebih tinggi dibanding 2016 yang sebesar US$ 145,2 miliar. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), total ekspor hingga November 2017 mencapai US$ 153,9 miliar.
Sedangkan hingga Desember 2017, ekspor Indonesia diproyeksikan mencapai US$ 170,3 miliar. Proyeksi tersebut terdiri dari US$ 15,5 miliar untuk migas dan ekspor nonmigas US$ 154,8 miliar.
"Ini meningkat dibanding 2016 yang US$ 145,2 miliar. Tapi ini (US$ 170, 3 miliar) masih proyeksi, tapi hampir nyata. Mungkin akan berubah, tapi naik bukan turun (angkanya)," kata Enggar dalam konferensi persnya di Kemendag, Jakarta, Kamis (4/1/2017).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Arlinda, menambahkan pada 2018 pihaknya menargetkan kenaikan ekspor berkisar antara 5% hingga 7%.
"Target 5% hingga 7%. nilainya berapa, tergantung realisasi di Desember. Baru bisa hitung nilai targetnya dari realisasi akhir tahun nanti. Januari-November 2017 untuk non migas US$ 139 miliar lebih, jadi target 5,6 persen itu sudah tercapai. (Sampai) Desember akan lebih besar lagi," tambah Arlinda.
Guna mendorong nilai ekspor tahun ini, Arlinda menjelaskan Indonesia akan membuka segmentasi pasar baru ke negara non tradisional. Target kenaikan ekspor tersebut juga didukung oleh perjanjian kerja sama dagang dengan sejumlah negara pada tahun ini.
"Pak Menteri sudah melakukan misi dagang ke Afrika, Nigeria, Mesir, Chili, Rusia. Itu kita coba, kita lakukan kita akan ke negara lain di luar itu. Sekecil apapun celah akan kita lakuakn, dengan misi dagang cukup efektif. Taiwan, Kazakhstan, Aljazair, India, Maroko, ASEAN yang cukup potensial ke Kamboja dan Vietnam, Jeddah. Ini beberapa saja. Akan disesuaikan dengan akses pasar yang ada perundingan," pungkasnya.dtc