Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Pyongyang. Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-Un diyakini berulang tahun ke-34 pada 8 Januari ini. Namun tidak ada acara besar-besaran di Korut untuk merayakan ulang tahun pemimpin negeri komunis itu.
Seperti dilansir media Inggris, The Telegraph, Senin (8/1), ulang tahun Kim Jong-Un memang tidak pernah dirayakan sejak dia memimpin Korut pada tahun 2011 lalu, menggantikan ayahnya Kim Jong-Il yang meninggal dunia. Tanggal lahir Kim Jong-Un juga tidak ditetapkan sebagai hari libur dalam kalender nasional Korut tahun 2018.
Selama ini, Kim Jong-Un diyakini lahir pada 8 Januari 1984, meskipun tidak ada konfirmasi resmi dari Korut mengenai hal itu. Tahun kelahiran Kim Jong-Un dikonfirmasi oleh bibinya, Ko Yong-Suk, dalam wawancara dengan The Washington Postbeberapa tahun lalu. Sang bibi mengaku dirinya yang menggantikan popok Kim Jong-Un saat dia masih bayi.
Dilaporkan media Inggris lainnya, BBC, beberapa waktu lalu bahwa ulang tahun mendiang ayah Kim, Kim Jong-Il, selalu dirayakan setiap tanggal 16 Februari dan bahkan ditetapkan sebagai Hari Bintang Cemerlang. Sedangkan ulang tahun mendiang kakek Kim, Kim Il-Sung, dirayakan setiap tanggal 15 April setiap tahunnya dan ditetapkan sebagai Hari Matahari.
Kedua tanggal itu ditetapkan sebagai hari libur nasional di Korut. Penetapan ini dilakukan saat ayah dan kakek Kim masih hidup.
Klaim-klaim keberhasilan Kim Jong-Un selama memimpin Korut, seperti sukses menggelar 16 uji coba rudal dan uji coba nuklir ke-6 tahun lalu, cukup baginya untuk membanggakan diri. Kesuksesan uji coba itu seringkali diwarnai perayaan publik besar-besaran.
Tidak adanya perayaan besar-besaran untuk ulang tahun Kim Jong-Un tahun ini diduga berkaitan dengan sanksi-sanksi ekonomi keras yang diterima Korut terkait rentetan uji coba rudal dan nuklir itu. Dilaporkan situs berita Daily NK, yang mengutip seorang sumber dari Provinsi Pyongan Selatan, Korut, sanksi-sanksi itu mempengaruhi pandangan publik Korut terhadap Kim Jong-Un.
"Sanksi-sanksi internasional, khususnya yang dijatuhkan setelah uji coba nuklir ke-6 pada September (2016), telah memicu banyak kesulitan bagi para pekerja, dengan kebanyakan dari mereka kehilangan pekerjaan karena ekspor batu bara melambat," ujar sumber tersebut kepada Daily NK.
"Jadi opini publik terhadap Kim Jong-Un merosot ke level terendah," imbuh sumber ini.
"Sementara pemerintah terus mendorong propaganda soal pengembangan nuklir dan rudal, para pedagang yang sukses pun kehilangan pekerjaan dan kelaparan tahun ini, orang-orang hanya akan menganggap konyol Kim Jong-Un jika mengetahui ulang tahunnya ditetapkan sebagai hari libur," ujarnya.
Di sisi lain, kurangnya perayaan besar-besaran ini juga diduga merupakan bagian dari upaya yang dirancang Kim Yo-Jong, saudara perempuan Kim Jong-Un yang bertugas memoles citra kakaknya di mata publik. Diduga, Kim Yo-Jong berusaha menciptakan citra kakaknya sebagai pemimpin yang penuh kebajikan. (dtc)