Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sore ini mengumpulkan para pengusaha, pengamat ekonomi hingga para pimpinan perusahaan media guna melaksanakan dialog mengenai realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 dan 2018.
"Ini kesempatan kami menyampaikan perkembangan makro ekonomi, dari sisi kebijakan fiskal pemerintah," kata Sri Mulyani di Gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (8/1/2018).
Turut hadir Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani, Bos Indofood Fransky Welirang, lalu perwakilan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Suryadi Sasmita, Pengamat Pajak Yustinus Prastowo.
Dalam kesempatan ini, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyampaikan terlebih dahulu mengenai realisasi APBN 2017. Di mana defisit anggaran berada dalam batas aman di level 2,42% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau jauh lebih rendah dari target 2,92%, dengan keseimbangan primer sebesar Rp 109,5 triliun.
Defisit anggaran yang 2,42% dikarenakan pendapatan negara mencapai 95,6% atau Rp 1.659,9 triliun dengan realisasi belanja negara yang mencapai 93,1% atau Rp 1.986,0 triliun.
"Terjadi perbaikan pada realisasi defisit dari sebelumnya 2,57% menjadi 2,42% dari PDB," tambah dia.
Untuk APBN 2018, kata Sri Mulyani, pemerintah akan terus menjaga momentum perbaikan ekonomi RI yang tertuang dalam realisasi APBN tahun lalu dengan menyiapkan beberapa kebijakan.
Asumsi APBN 2018 ditetapkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%, inflasi 3,5%, tingkat suku bunga SPN 3 bulan 5,2%, nilai tukar rupiah Rp 13.400 per US$, harga minyak mentah Indonesia US$ 48 per barel, lifting minyak 800 ribu barel per hari (bph), dan lifting gas sebesar 1,2 juta barel per hari setara minyak."Kita juga lihat bahwa policy mix pemerintah fiskal moneter sektor riil sama-sama untuk jaga momentum ekonomi dan stabilitas harga terjaga," tukas dia. (dtc)