Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - PDIP menggelar rapat bersama jajaran PPP di rumah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri soal Pilgub Sumut 2018. PDIP pun 'mengingatkan' PPP soal kedekatan Mega dengan tokoh kharismatik, KH Maimoen Zubair.
"Terkait provinsi Sumut, masih memerlukan sebuah proses untuk finalisasi. Tapi hingga saat ini kami belum menerima hasil tersebut," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di depan kediaman Megawati, Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat, Selasa (9/1/2017).
Pertemuan di kediaman Megawati dihadiri oleh Ketum PPP Romahurmuziy yang didampingi politikus senior PPP Suharso Monoarfa. Selain itu juga ada Sihar Sitorus, cawagub Djarot Saiful Hidayat di Pilgub Sumut, dan jajaran PDIP lainnya.
"Tadi juga dibangun kesepahaman bahwa dengan mengingat kedekatan dan persahabatan, serta rasa hormat antara Mbah Maimoen dengan Ibu Megawati Soekarnoputri, demikian pula sebaliknya," jelas Hasto.
Mbah Moen merupakan sesepuh PPP yang masih pertimbangannya masih sangat diperhitungkan. PDIP sendiri masih berusaha menggaet PPP untuk mau mendukung Djarot-Sihar. Sementara PPP ingin agar pasangan Djarot datang dari kadernya.
"Mengingat ketika ibu Megawati menjadi presiden, Beliau beberapa kali bersama mbah Maimoen, melakukan kunjungan ke luar negeri bersama," kata Hasto.
"Sehingga persahabatan yang baik ini lah yang juga membangun kesadaran kerja sama antara PDIP dengan PPP, baik untuk Jateng maupun Sumut. Hanya saja untuk Sumut, masih ada sebuah tahapan-tahapan tindak lanjut," imbuh dia.
Meski pendaftaran pilkada hanya tinggal satu hari, PDIP yakin masih bisa memenuhi tenggat waktu. Konsolidasi masih diperlukan terkait Pilgub Sumut ini,
"Kita masih punya waktu. Jadi kami berpolitik dengan keyakinan. Kalau sudah saling memahami posisi politiknya, saling bekerja sama, maka itulah fundamen yang terpenting. Semacam gentlement's agreement di situ," ujar Hasto.
Selain membicarakan soal kedekatan Mega dan Mbah Moen, PDIP juga mengingatkan kedekatan PPP dan PDIP. Apalagi kantor DPP keduanya di Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, bersebelahan.
"Kita sebagai partai yang memang sejak orde baru memiliki problematika yang tidak jauh berbeda. Ulang tahunnya juga berdekatan antara PDIP-PPP, kantornya juga bersebelahan. Sehingga sebenarnya sudah ada kesepahaman," ucap dia.
"Hanya saja untuk PPP, terkait Sumut masih memerlukan ke tahapan-tahapan konsolidasi ke dalam. Kami hormati itu," sambung Hasto.
Seperti diketahui, PDIP masih kurang 4 kursi di DPRD untuk bisa mengusung Djarot. Hanya PPP yang belum menentukan sikap dukungan ke pasangan calon. PPP sendiri memiliki 4 kursi sehingga bisa menggenapi 16 kursi PDIP di DPRD untuk menjadikannya tiket maju Djarot di Pilgub Sumut.dtc