Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, membeberkan imbas maraknya kapal maling ikan terhadap sektor perikanan. Mulai dari nelayan hingga perusahaan pengolahan ikan ikut merasakan dampak kehadiran kapal maling ikan.
Menurut Susi, gara-gara kapal maling ikan, terutama asing, ratusan perusahaan perikanan tutup dan jumlah nelayan tutup.
"Kita lupa, 150 perusahaan eksportir tutup selama 10 tahun dari sensus 2003-2013. Jumlah nelayan Indonesia turun, dari 1,6 juta menjadi 800 ribu, bukan hanya sekadar data saya, tapi itu kata data sensus nasional," ujar Susi saat hadir dalam Rakernas II Gerakan Angkatan Muda Kristern Indonesia, di Salemba, Jakarta, Jumat (12/1).
"Kemiskinan di mana mana. Pantai utara yang dulu penghasil udang, penghasil ikan, Cirebon kota udang dan sekarang enggak ada lagi. Bukan tanpa alasan, tapi karena adanya kapal asing dan pukat harimau yang dipakai oleh mereka," sambung Susi.
Susi mengatakan, puluhan ribu kapal asing, telah sekian lama keluar masuk menangkap ikan di laut Indonesia. Tentunya, kata Susi, kapal-kapal asing itu tak mungkin keluar masuk tanpa kerja sama dengan pihak di Indonesia.
Situasi ini pun telah berjalan bertahun-tahun dan menjadi sesuatu yang lazim.
"Puluhan ribu kapal asing di Indonesia tentunya itu ada kerja sama dengan orang kita, enggak mungkin enggak ada kerja sama betul enggak. Selama itu terjadi selama bertahun tahun dan itu menjadi dzolim yang menjadi lazim," tutur Susi.
Susi pun geram melihat laut kapal asing pencuri ikan hilir mudik di laut Indonesia. Setelah menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi meminta Presiden Joko Widodo agar diizinkan mengambil tindakan tegas.
"Kita laporkan sama Presiden. Kebetulan Undang-Undang kita ada pasal bagus, bagaimana kalau kita eksekusi dan kita juga caranya santun. Panggil dubes-dubesnya (duta besar) dulu, 6 orang dubes makan siang," tutur Susi. (dtf)