Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Hari ini, peristiwa berdarah pengeboman di Jl Thamrin, Jakarta genap berusia dua tahun. Tak tampak lagi sisa-sisa fisik pasca pengeboman. Jakarta membuktikan, tak ciut dengan aksi teror keji.
Peristiwa teror itu terjadi pada Kamis 14 Januari 2016. Tercatat, akibat aksi teror tersebut menelan 21 korban. Delapan di antaranya meninggal dunia, terdiri dari empat pelaku dan empat warga sipil. Sementara sisanya menderita luka-luka.
Diawali peledakan bom bunuh diri oleh pelaku yang bernama Ahmd Muhazan di kedai kopi Starbucks, Theater Djakarta pukul 10.30 WIB.
Sejumlah pengunjung kafe terluka akibat ledakan bunuh diri. Adapun tubuh Muhazan hancur.
Sekitar 10 detik kemudian, muncul serangan kedua yakni ledakan bom di pos polisi dekat Gedung Sarinah. Pelaku serangan kedua ini bernama Dian Juni Kurnadi. Dua orang warga sipil tewas akibat serangan kedua ini, seorang anggota polisi luka parah.
Polisi kemudian fokus melakukan pengamanan di sekitaran pos polisi yang menjadi lokasi kedua kejadian. Jalan Thamrin langsung ditutup. Namun teror ternyata belum selesai.
Dari kerumunan, tiba-tiba muncul pelaku ketiga dan keempat yakni Sunakim alias Afif dan Muhamad Ali. Keduanya membawa ransel yang belakangan diketahui berisi bom rakitan. Afif berjalan ke tengah dan langsung menembak ke arah polisi yang ada di lokasi.
Peluru ditembakkan ke arah warga Pondok Gede, Bekasi, Rais Karna yang kebetulan ada di lokasi. Rais belakangan meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit.
Sementara itu, pelaku lainnya, M Ali berlari ke area dalam Starbucks. Di lokasi itu, dia menembaki dua warga negara asing, salah satunya adalah Amer Quali Tahar (WN Kanada). Tahar menjadi korban tewas dari teror ini.
Afif dan Ali lantas dikejar polisi. Baku tembak terjadi. Kedua pelaku itu akhirnya tewas setelah terkena bom yang mereka bawa.
Polisi menduga aksi teror di kawasan MH Thamrin berkaitan dengan jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Muhammad Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan dituding sebagai dalang serangan itu. (dtc)