Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Untuk tahun ini, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara (Sumut) mendapat bantuan program Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (P2HP) sebanyak 24 unit dari Kementerian Pertanian (Kementan).
"Jumlah itu terdiri dari 22 unit untuk P2HP tanaman padi dan dua unit lagi untuk tanaman kedelai. Masing-masing unit minimal pengembangannya seluas 25 hektare," kata Kepala UPTD PTPH Sumut, Nurhijjah ketika ditemui di kantornya Jalan AH Nasution, Medan, Selasa (16/1/2018).
Penerapan P2HP tahun 2018 ini menurut Nurhijjah, meningkat dibanding tahun lalu yang hanya berjumlah 22 unit untuk tanaman padi saja.
Dikatakannya, penerapan pengendalian hama terpadu ini merupakan demplot pada pengembangan padi dan kedelai di dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman atau organisme penganggu tumbuhan (OPT) dan cara mengatasinya.
"Prinsipnya kita mengedukasi petani bagaimana mengenal OPT yang menyerang tanamannya dan cara mengendalikannya secara PHT (pengendalian hama terpadu) menggunakan agens hayati dan dan musuh alami. Jadi bukan nobat (nongol babat) menggunakan pestisida," ujarnya.
Musuh alami kata dia, dapat digunakan petani dengan menanam bunga-bunga di tiap bedengan sawah, seperti bunga kenikir, dan bunga matahari. Dimana musuh alami akan menghisap nektar yang ada pada bunga tersebut.
"Jadi tidak serta merta menggunakan pestisida begitu hama atau penyakit muncul pada tanaman. Ini yang kita ajari ke petani untuk menghindari penggunaan pestisida atau obat-obatan kimia semaksimal mungkin. Kita upayakan dulu mengendalikannya secara organik," kata dia.
Penggunaan pestisida kata dia, akan dilakukan apabila tingkat serangan OPT di atas ambang batas atau dalam jumlah yang banyak.
Nurhijjah juga mengatakan, di dalam pelaksanaan P2HP, petani juga diajari untuk menggunakan pupuk organik, dan varietas padi maupun kedelai yang sesuai di lapangan.
Karena itu, kata dia, pihaknya berharap lewat pelaksanaan P2HP ini, petani dapat belajar mengenali OPT yang menyerang tanamannya dan dapat mengendalikannya dengan tidak mengunakan pestisida sebisa mungkin.
Dengan begitu, petani dapat menghemat biaya produksi dan hasil pertanian yang dihasilkan pun ramah bagi kesehatan.
"Inilah cikal bakal dari pertanian organik dan pertanian yang ramah lingkungan," ujar Nurhijjah.