Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Panyabungan. Kenaikan harga beras juga trjadi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Di daerah ini, toke alias pengepul dan tengkulak 'jemput bola' untuk mendapatkan gabah dari petani.
Kadis Pertanian Madina Taufik Zulhandra menyebutkan, kondisi ini membuat harga beras di Kabupaten Madina pun bergerak naik.
"Kondisi dilapangan para pedagang langsung membeli gabah petani, tidak tanggung yang datang ada dari Pekanbaru, Medan, Sumatra Barat harga yang ditawarkan mencapai Rp 5.000 an/kg, dan berdampak pada harga beras naik Rp 300 -Rp 500/kg," ujarnya, Rabu (17/1/2018).
Padahal, katanya, harga gabah biasa hanya sekitar Rp 4.000/kg, sehingga hampir 75% gabah petani dijual. "Petani sawah tidak perlu lagi mengeluarkan biaya angkut, toke langsung jembut bola ke sawah," ucapnya.
Katanya lagi, penjualan gabah ke luar Madina secara massal juga akibat cuaca hujan pada Desember tahun lalu. Penjualan dilakukan untuk menjaga kerusakan gabah.
Hingga kini, kata Taufik, memang belum masuk masa panen besar namun ada 2 kecamatan dari 23 kecamatan sudah panen. "Kecamatan Naga Juang dan Panyabungan Utara dengan luas lahan 295 hektare melakukan panen. Hasilnya 1.475 ton gabah dengan rata rata 5 ton per hektare ha dan akhir Maret ada juga yang panen," jelasnya.