Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Samosir. Mulai resahnya Ibu Rumah Tangga (IRT) di Samosir akan keberadaan kafe/pub yang dianggap sudah mengganggu keharmonisan rumah tangga mereka, dan juga atas peristiwa pengeroyokan terhadap pengunjung kafe Flamboyan yang berada di jalan Putri Lopian, Kecamatan Pangururan, Sabtu (6/1/2018), Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Pangururan pun tanggap cepat.
Menanggapi hal itu, Muspika Pangururan telah menggelar rapat untuk secepatnya melakukan tindakan penertiban, mulai dari kepemilikan izin usaha, minuman, keramaian, dan izin lainnya, di Kantor Camat Pangururan, Kamis (18/1/2018).
"Yang pasti akan ada tindakan nyata, kita akan turun. Ini sudah kita rapatkan di Kantor Camat Pangururan bersama Muspika Pangururan, Camat Pangururan, Kapolsek Pangururan, Kabid Penegakan Perda," tutur Kepala Satuan Polisi Pamong (Kasatpol PP) Kabupaten Samosir Darwin Sihombing, dihubungi medanbisnisdaily.com, Jumat (19/1/2018).
Mengenai kepemilikan izin kafe/pub, Darwin Sihombing membenarkan, setelah dilakukan evaluasi, dari puluhan kafe di Samosir, masih ada yang belum memiliki izin. "Ada yang sudah memiliki izin, ada juga yang belum memiliki. Ada juga masih dalam proses pengurusan," jelas Darwin Sihombing.
Sebelumnya, Peni (bukan nama sebenarnya), kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (9/1/2018) sore, menyampaikan, agar kafe-kafe di Samosir dirazia oleh pihak berwajib dan Satpol PP, karena sudah sangat meresahkan.
"Teringat kafe-kafe di Samosir, sudah sangat meresahkan bagi kami kaum ibu. Hal itu sudah sangat menyentuh kehidupan pribadi dan rumah tangga saya," sebut Peni.
"Andai bisa memohon kepada Tuhan, hendaklah mereka (suami bersama suami tetangganya) ketangkap razia Polisi dan Satpol PP, saat berada di kafe. Tapi janganlah kecelakaan dan dikeroyok orang. Itulah doa ku kepada Tuhan, karena kasih sayang terhadap suami," lanjut Peni menyampaikan keluhannya.
Dia mengaku, ibu rumah tangga lainnya yang tinggal se kompleks, juga sudah sangat resah dan sesak dihati, karena para suami sering pulang pagi kerumah, hingga pukul 05.00 WIB.
"Memang saya tidak bisa buktikan suami main wanita lain atau hanya sekedar minum di kafe, tapi kalau sampai pulang pagi, dan sering tiba dirumah pukul 05.00 WIB, kan sudah buat resah," ujar Peni.
Peni mewakili beberapa IRT bahkan mengaku, mereka sudah sangat suntuk. Bahkan kadang terlintas dibenak mereka ingin mengakhiri hidup. "Kalau bukan memikirkan dosa, sudah lebih baik rasanya mati," ucap Peni.