Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Sekali lagi, Stephen Hawking memunculkan pernyataan mengejutkan mengenai kehancuran Bumi di masa depan yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Dalam sebuah tayangan berjudul Stephen Hawking's Favorite Places, yang dapat ditonton lewat situs CuriosityStream.com, fisikawan ulung ini menggunakan Venus sebagai contoh bahwa segalanya bisa menjadi buruk bagi sebuah planet.
"Venus tak ubahnya Bumi dalam berbagai hal. Planet ini hampir memiliki ukuran yang sama dengan Bumi, mendapat paparan Matahari sedikit lebih banyak, juga memiliki atmosfer," ujarnya, seperti dikutip dari CNET pada Senin (22/1).
Dalam sebuah serial yang memasuki episode kedua tersebut, Hawking tampak masuk menyelurusi Venus dengan menyibak awan berbahan dasar asam sulfur.
Dari situ, ia pun menemukan bahwa tekanan di Venus mencapai hingga 90 kali lebih besar dibanding Bumi, yang dikatakannya cukup untuk menghancurkan kapal selam. Bukan hanya itu, suhu di dalamnya pun juga sangat tidak bersahabat, yaitu 462 derajat celsius.
Menurutnya, kedua fenomena tersebut terjadi karena efek rumah kaca yang sudah tidak terkendali. Ia pun secara terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya akan hal tersebut yang bisa saja menimpa Bumi.
Studi dari NASA pun mendukung pernyataan Hawking. Pada 2002 lalu, badan antariksa Amerika Serikat tersebut mengungkapkan bahwa sekitar 4,5 miliar tahun lalu, Venus juga memiliki air layaknya Bumi.
Lalu, seiring meningkatnya suhu di dalam planet tersebut, air pun terus menguap ke atmosfer. Alhasil, semakin banyak panas yang terperangkap dan siklus tersebut terus berulang hingga lautan menguap secara seutuhnya.
Hawking pun seakan melakukan ultimatum bagi orang-orang yang masih melihat dengan sebelah mata mengenai perubahan iklim.
"Jika bertemu dengan orang-orang yang tidak peduli dengan perubahan iklim, kirim mereka ke Venus. Saya akan bayar semua akomodasinya," serunya.
Hawking memang kerap mengatakan bahwa manusia sudah terlalu merusak Bumi dengan segala aktivitasnya. Ia pun sempat beranggapan bahwa penduduk Bumi harus meninggalkan planet ini secepatnya, paling tidak 100 tahun ke depan.
Tidak hanya itu, ia pun turut mengecam keputusan Donald Trump dalam menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Paris sebagau upaya seluruh negara dunia melawan perubahan iklim.(dtn)