Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tapteng. Pengurus Daerah Ikatan Wartawan Online (PD IWO) Sibolga-Tapanuli Tengah (Tapteng) dilantik,Selasa (23/1/2018), di Aula Visual Gedung Matauli Pandan. Damai Mendrofa dan Khottob Nasution sebagai Ketua dan Sekretaris PD IWO Sibolga-Tapteng periode 2017-2022 dan pengurus dilantik Ketua PW IWO Sumatera Utara, Mei Leandha.
Damai Mendrofa menjelaskan, proses pembentukan PD IWO Sibolga-Tapteng sebenarnya sudah berlangsung mulai September 2017. PD IWO Sibolga-Tapteng berlandaskan semangat bahwa hakekat kemanusian harus bersosial, terarah dan dan visioner.
Wartawan saat ini bagaikan mempunyai stigma buruk di mata stakeholder pemerintah dan masyarakat. Wartawan dianggap sebagian kalangan yang justru membahayakan dan dianggap musuh oleh kebanyakan orang. Padahal, wartawan juga bagian dari masyarakat yang memberikan informasi sesuai fakta yang ada di lapangan.
“Kami tidak perlu ditakuti karena kami juga tidak kebal hukum. Kami ini punya kode etik, dan kami dilindungi Undang-Undang Pers nomor 40 tahun 1999,” ujar Damai.
Ketua Pengurus Pusat IWO Jodhi Yudono dalam sambutannya dibacakan Lia Natalia menegaskan, wartawan adalah profesi yang mengandalkan kualitas.
“Kita dikenal dengan kualitas kita dalam pembuatan berita. Kita ini bukan recehan Rp50.000-an. Hargai diri kita biar kita bisa dihargai orang lain,” sebut Jodhi.
Jodhi juga menegaskan dalam pembentukan media online, wajib memenuhi beberapa persyaratan. Termasuk harus mempersiapkan badan hukum dengan prosedur di medianya masing masing.
Pemberitaan yang disuguhkan kepada masyarakat pun harus berimbang. Cara-cara demikian yang mampu membuat profesi wartawan dapat dihargai kalangan luar.
Walikota Sibolga Syarfi Hutahuruk menyebutkan, hadirnya IWO sebagai organisasi yang menaungi wartawan online di era globalisasi saat ini merupakan hal yang sangat tepat.
Namun dirinya menyatakan wartawan harus tetap berpegang teguh kepada Kode Etik Jurnalistik dan Undang-Undang Pers nomor 40/1999.
Dirinya mengajak wartawan khususnya di Sibolga dan Tapanuli Tengah dapat bersama-sama mengusahakan kemajuan pembangunan daerah.
Salah satunya dengan aktifnya wartawan menyuarakan keinginan masyarakat sekaligus menyampaikan perkembangan pembangunan yang telah dilakukan pemerintah.
Syarfi berharap wartawan yang berhimpun di IWO menyuguhkan pemberitaan yang sejuk dan benar.
“Bukan kami pemerintah takut dikritik. Kami suka dikritik, tapi di jalannya. Itu pasti kita terima,” imbuh Syarfi.
Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani berujar dirinya tidak pernah alergi kepada wartawan. Hanya, jumlah oknum yang mengaku wartawan di Sibolga dan Tapteng sangat tidak masuk akal.
Menurutnya, terdapat lebih dari 700 orang yang mengaku berprofesi sebagai wartawan. Namun saat pihaknya mendalami lebih lanjut, kebanyakan oknum yang mengaku wartawan ini ternyata tidak bernaung dalam suatu media tertentu.
“Jadi kepada IWO, mari kita catat siapa saja wartawan yang bergabung di IWO itu. Kalau bisa dibuatkan kartu anggota IWO. Pastinya harus mengacu kepada Undang-Unndang Pers,” ujar Bakhtiar.