Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Gresik. Sat Lantas Polres Gresik tahu betul bagaimana memanfaatkan teknologi untuk menunjang pelayanan. Dengan memanfaatkan Radio Frequency Identification (RFID) dan Augmented Reality (AR), pelayanan bisa ditingkatkan, masyarakat pun merasa senang.
RFID dan AR tersebut terwujud dalam satu kartu serba bisa. Untuk memanfaatkan AR, diperlukan cARe yang merupakan kependekan dari Creative Augmented Reality Education, sebuah aplikasi berbasis android untuk bisa menikmati AR.
"Ide AR ini tak sengaja, saat melihat buku bacaan anak yang terdapat AR di dalamnya. Saya jadi berpikir, kenapa tak dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan," ujar Kasat Lantas Polres Gresik AKP Wikha Ardhilestanto saat launching cARe di Satpas Sat Lantas Polres Gresik, Selasa (30/1/2018).
Teknologi AR dimanfatkan untuk menunjang pelayanan di Satpas yang setiap harinya menerima permohonan SIM. Bagaimana sebuah AR bisa menjadi penunjang pelayanan? Sejak dari pintu masuk, petugas jaga akan memberikan sebuah ID card.
Tanpa ID card, pemohon SIM tidak akan bisa masuk ke ruang pelayanan karena ID card itu berfungsi sebagai kartu pembuka pintu masuk. Dengan memanfaatkan teknologi RFID yang tersemat dalam kartu, maka pintu kaca akan terbuka.
Di pintu masuk, petugas jaga akan menginformasikan kepada pemohon SIM bahwa ID card itu bisa dimanfaatkan kegunaannya dengan mengunduh cARe di play store. Saat sedang menunggu pengurusan SIM itulah ID card yang tersemat teknologi AR itu bisa dimanfaatkan.
ID card mempunyai dua sisi. Sisi berwarna putih bergambar logo Sat Lantas bertuliskan traffic safety everywhere dan sisi berwarna biru dengan gambar tanda larangan parkir. Bila kita menyorot sisi berwarna putih dengan aplikasi cARe, maka di situ akan ditampilkan video edukasi tertib berlalu lintas serta testimoni korban laka lantas. Sisi satunya yang berwarna putih menyuguhkan game. Game-nya adalah permainan yang tentu saja berkaitan dengan tertib lalu lintas.
"Saat pemohon SIM sedang menunggu pengurusan SIM itulah, maka mereka bisa memanfaatkan AR di dalam ID card," kata Wikha.
Mengatasi kejenuhan saat proses pembuatan SIM memang adalah salah satu tujuan diluncurkannya cARe. Selain itu, mengedukasi warga agar tertib berlalu lintas adalah tujuan yang lain.
"Dalam sehari rata-rata ada 150 pemohon SIM baru di Satpas. Untuk itu kami meluncurkan aplikasi ini agar para pemohon tidak merasa jenuh," tandas Wikha
Salah satu pemohon SIM, Afini Putri Rahmatika awalnya tak tahu jika ID card yang dipegangnya bisa begitu mengasyikkan. Gadis asal Randuagung itu mengapresiasi inovasi layanan polisi ini.
"Ini merupakan inovasi yang sangat bagus. Karena kita kan sering kali merasa bosan saat menunggu proses foto atau ujian teori. Dengan ini, rasa bosan bisa terkurangi. Download-nya juga mudah karena ada wi-fi di sini. Dan ternyata aplikasinya offline jadi tidak perlu mengunakan data," kata Afini. (dtc)