Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Tenaga atau petugas pengendali hama dan penyakit tumbuhan (PHPT) di Sumatera Utara (Sumut) sangat minim, hanya 255 orang. Jumlah itu terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak 163 orang dan tenaga harian lepas (THL) 92 orang.
"Jumlah itu akan berkurang menyusul akan pensiunnya tenaga PHPT ASN sebanyak 57 orang sampai dengan tahun 2021 mendatang. Sementara penambahan ASN tidak ada," kata Kepala UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Nurhijjah, Jumat (2/2/2018).
Dengan jumlah tenaga PHPT yang ada kata dia, menjadi salah satu kendala dalam melakukan pengamatan atau monitoring terhadap tanaman pangan dan hortikultura di Sumut.
Sebab, untuk memenuhi kebutuhan satu petugas di satu kecamatan belum mampu.
"Jumlah kecamatan di Sumut ada 444 kecamatan sementara total tenaga PHPT kita hanya ada 255 orang. Jadi, bisa dibayangkan satu orang petugas harus menangani atau merangkap dua atau tiga kecamatan untuk mengawasi tanaman dari serangan hama penyakit," jelas Nurhijjah.
Pihaknya kata dia, melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut telah mengusulkan penambahan tenaga ke pusat sehingga pemantauan di lapangan bisa semakin maksimal dilakukan.
Apalagi dengan adanya program upaya khusus padi, jagung dan kedelai (Upsus Pajale) yang dibuat pemerintah sejak tahun 2015 lalu, kebutuhan tenaga PHPT sangat diperlukan.
Dengan melakukan penanaman padi, padi, dan padi secara terus menerus tanpa dilakukannya jeda (istirahat) dan pergiliran tanaman dengan komoditi lain, akan memicu pertumbuhan serangan organisme penganggu tumbuhan seperti hama wereng semakin cepat.
Seperti yang terjadi sepanjang tahun 2017, tingkat serangan hama wereng pada tanaman padi di Sumut kata dia, mencapai 457,3 hektare. Dari luasan tersebut berkisar 4,1 hektare yang puso, 23,5 hektare tingkat serangan sedang dan 429,7 hektare tingkat serangan ringan.
"Terjadinya puso, karena petugas kita terlambat melakukan penanganan dalam mengendalikan serangan. Terlambat, karena jumlah petugas kita sangat terbatas ditambah medan yang akan dijangkau juga sulit," terangnya.
Karena itulah, lanjut Nurhijjah, pihaknya sangat berharap adanya penambahan tenaga atau petugas pengamat hama penyakit untuk ditempatkan di tiap-tiap kecamatan di Sumut.
"Paling tidak satu untuk tiap kecamatan, meskipun sebenarnya itu belum ideal. Tapi paling tidak dengan dibantu petani yang turut melakukan pengamatan terhadap tanamannya dari serangan hama penyakit tanaman, itu sudah sangat membantu. Sehingga begitu ada serangan, petugas kita bisa cepat turun ke lokasi yang terserang dan melakukan pengendalian," ujar Nurhijjah.