Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN) periode 2017 mencatatkan laba bersih Rp 1,2 triliun turun 30% year on year (yoy) dari periode tahun sebelumnya.
Direktur utama BTPN Jerry Ng menjelaskan, penurunan laba bersih tersebut terjadi karena perseroan melakukan restrukturisasi organisasi.
"Sebenarnya laba bersih kami masih tumbuh 6% menjadi Rp 2,4 triliun. Tapi terdampak biaya dari investasi strategis inovasi dan digital makanya turun 30%," kata Jerry dalam Media Briefing di Menara BTPN, Jakarta, Rabu (14/2).
Jerry menjelaskan, aset perseroan tercatat Rp 95,5 triliun tumbuh 4% dari sebelumnya Rp 91,4 triliun. Rasio kecukupan modal(Capital Adequacy Ratio/CAR) terjaga di 24,6%.
Dia menjelaskan penyaluran kredit BTPN di 2017 tercatat Rp 65,3 triliun tumbuh 3% dibandingkan periode yang sama tahun 2016 Rp 63,2 triliun. Kemudian rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tercatat 0,9%.
Pertumbuhan kredit BTPN ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen usaha kecil dan menengah atau SME mencapai Rp 11,6 triliun atau tumbuh 25% dari posisi yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 9,3 triliun. Sementara itu pembiayaan melalui BTPN syariah tumbuh 21% dari Rp 5 triliun menjadi Rp 6 triliun akhir Desember 2017.
Total pendanaan tercatat Rp 76,5 triliun tumbuh 4% dari sebelumnya Rp 73,3 triliun. "Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 3% dari Rp 66,2 triliun menjadi Rp 67,9 triliun pada akhir Desember 2017," ujar Jerry.
Memasuki transformasi digital BTPN meningkatkan kualitas layanan BTPN Wow! dan Jenius. BTPN Wow! saat ini sudah memiliki 4,8 juta nasabah yang dilayani oleh lebih dari 200.000 agen, sementara jumlah nasabah Jenius yang terdaftar telah mencapai hampir 500.000.
Jerry menjelaskan, untuk proses transformasi ini, termasuk belanja IT, infrastruktur, serta menganggarkan biaya operasional untuk melatih ulang karyawan. Biaya restrukturisasi organisasi perusahaan dan operasionalisasi kantor cabang mencapai RP 736 miliar.
"Biaya tersebut sudah termasuk dana yang kami alokasikan untuk karyawan yang mengikuti program pengakhiran kerja sukarela (PPKS), sebagai one time restructuring cost," jelas dia.
Untuk mengembangkan layanan digital, sepanjang 2017 BTPN menginvestasikan Rp 832 miliar, atau meningkat 36% dibanding nilai investasi pada 2016 sebesar Rp 611 miliar. (dtf)