Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Denpasar. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Kanwil Kemenag Bali. Saat menyampaikan sambutannya, ia menyampaikan kisah soal pemuka agama dan sopir angkot.
"Saya ingin berbagi kisah kepada keluarga Kemenag yang tugasnya melayani umat beragama," kata Menteri Lukman dalam acara Rakor Kanwil Kemenag Provinsi Bali Tahun 2018 di Harris Hotel, Jl Sunset Road, Kuta, Bali, Senin (19/2/2018) sore.
Lukman membuka cerita dengan seorang pemuka agama yang wafat lalu bertemu malaikat di akhirat. Malaikat itu lalu mengantar si pemuka agama ke gerbang neraka namun berpapasan dengan sopir angkot yang diantar malaikat lainnya ke gerbang surga.
"Lalu pemuka agama protes ke malaikat, masa kami yang selalu menyebarkan agama kepada masyarakat masuk neraka, sedangkan mereka (sopir angkot) ke surga," ujar Lukman.
Menteri Lukman melanjutkan cerita, sang malaikat menunjukkan daftar dari Tuhan yang tertulis si pemuka agama itu masuk neraka. Si pemuka agama lalu minta dibawa menemui Tuhan untuk menyampaikan langsung keluhannya.
"Lalu (pemuka agama) bersikeras dan minta dibawa ke Tuhan untuk klarifikasi, karena jangan-jangan salah daftar, tertukar. Ketika menghadap Tuhan, Tuhan menjelaskan iya benar," ucap Lukman.
"Karena para pemuka agama menjalankan tugas agama dengan berdakwah dan syiar serta menyebarkan ajaran agama, mungkin karena satu dan lain hal menyebabkan masyarakat tertidur pulas dan melupakan Ku," pungkasnya.
Sementara, cerita Lukman, sopir angkot tersebut yang menyetir dengan ugal-ugalan dan tak mengindahkan aturan lalu lintas menyebabkan umat beragama berdoa. Doa itu dipanjatkan karena mereka takut kecelakaan atau tabrakan.
"Jadi justru mereka (sopir angkot) mengajak orang banyak mengingat Aku, layak Ku ganjar surga," ungkap Lukman.
Menteri Lukman kemudian menjelaskan pesan moral dari kisah ini adalah pentingnya metodologi atau cara dalam berkarya. Inovasi dan kreativitas juga dibutuhkan untuk menghasilkan program kerja yang baik.
"Pesan moral kisah ini adalah terkadang niat baik saja tidak cukup. Ketidakmampuan menggunakan pendekatan strategi, metodologi, cara lalu umat banyak tertidur, tidak tertarik," kata Menteri Lukman."Sebaliknya, profesionalitas dan inovasi adalah wujud bagaimana kita punya kesadaran tinggi sehingga program yang baik dilakukan dengan metodologi yang baik," ucapnya. (dtc)