Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sukses meluncurkan roket terkuat Falcon Heavy, SpaceX akan melakukan langkah awal dalam memberikan koneksi internet kecepatan tinggi ke seluruh dunia di bawah proyek Starlink.
Perusahaan yang dibesut oleh Elon Musk itu berencana untuk meluncurkan roket miliknya dari Vandenberg Air Force Base, California, Amerika Serikat, pada Rabu (21/2) mendatang pukul 06:17 waktu setempat, atau 21:17 WIB.
Pada misi kali ini, mereka tidak menggunakan Falcon Heavy, roket terkuat di dunia yang masih beroperasi, namun Falcon 9 yang akan ditempatkan di landasan pacu.
Falcon Heavy sendiri akan berperan dalam menerbangkan satelit komunikasi dan muatan yang terkait dengan kepentingan Angkatan Udara Amerika Serikat, yang rencananya dilangsungkan tahun ini.
Demi kelancaran misinya ini, SpaceX sudah mengantongi izin dari Federal Communications Commission (FCC) terkait dengan pengiriman satelit mereka ke luar angkasa.
Keluarnya izin tersebut tak lepas dari sikap Chairman FCC, Ajit Pai, dalam mendukung ambisi SpaceX untuk memberikan akses internet berkecepatan tinggi di seluruh Amerika Serikat, atau bahkan dunia.
Pai menyebut bahwa SpaceX akan menjadi perusahaan asal Amerika Serikat pertama yang terlibat dalam perlombaan penyediaan internet berbasis di luar angkasa jika misi ini berhasil.
Dalam proyeknya kali ini, mereka akan melibatkan OneWeb, perusahaan komunikasi yang beperan sebagai penyedia satelit. OneWeb pun juga sudah diberi lampu hijau oleh FCC agar satelit mereka bisa dikirim ke orbit.
Rencananya, SpaceX akan menerbangkan dua satelit prototipe, yaitu Microsat-2a dan Microsat-2b, sebagai bagian dari Starlink, sebuah jaringan yang berisi kumpulan satelit penyedia layanan internet.
Berdasarkan laporan keuangan internal SpaceX yang didapat oleh Wall Street Journal tahun lalu, perusahaan ini menunjukkan ekspektasi yang tinggi terhadap proyek peluncuran satelit ini.
"SpaceX memproyeksikan bisnis satelit penyedia jaringan internet ini dapat memperoleh 40 juta subscribers dan memberikan pemasukan sebesar USD 30 miliar pada 2025," tulis laporan tersebut, seperti dikutip dari CNN, Selasa (20/2).
Selain uji coba satelit internet ini, masih ada satu agenda lain, yang sejatinya merupakan misi utama mereka, dalam peluncuran roket pada Rabu mendatang, yaitu mengirim satelit bernama PAZ milik pemerintah Spanyol ke orbit.
Berdasarkan keterangan dari Airbus selaku kontraktor primer dari PAZ, satelit tersebut akan memiliki berbagai fungsi, termasuk aplikasinya di bidang pertahanan dan keamanan.
Nantinya, PAZ akan berada di orbit selama lima tahun enam bulan, yang disertai dengan melakukan 15 putaran penuh terhadap Bumi dalam sehari. Satelit ini juga memiliki kemampuan untuk menangkap gambar dari Planet Biru tersebut, baik siang maupun malam dan kondisi cuaca apapun, menggunakan teknologi radar.
Misi ini sejatinya dijadwalkan untuk dilangsungkan pada Minggu (18/2) kemarin, namun diundur karena pengecekan tambahan terhadap penutup bagian atas roket (fairing) membutuhkan waktu yang lebih lama dari perkiraan.
Hal tersebut dilakukan untuk memastikan fairing tersebut dapat digunakan kembali, sebagai salah satu usaha SpaceX dalam menekan biaya peluncuran roket. Elon Musk mengatakan bahwa pembuatan penutup bagian atas roket Falcon 9 ini memakan biaya USD 5 juta (Rp 67,8 miliar).
Bagi yang ingin menyaksikan tayangan langsung peluncuran tersebut, SpaceX menyediakan layanan live streaming di situs mereka, yang dimulai 20 menit sebelum waktu peluncuran.(dtn)