Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. PDIP menyebut ada keinginan PKB mengajukan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bila ketumnya tersebut tak dipilih sebagai cawapres, khususnya untuk Joko Widodo (Jokowi). Realistiskah keinginan tersebut?
"Di socmed pagi ini saya lihat ada PKB menyatakan kalau tidak berikan (posisi) cawapres, PKB akan maju usung capresnya sendiri. Jadi poros ketiga ini sangat mungkin dimotori oleh PAN, Demokrat, dan PKB," ujar Wakil Sekjen PDIP Eriko Sotarduga.
Hal tersebut disampaikan Eriko dalam diskusi Polemik Bertajuk 'Jokowi Pilpres dan Kita' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/3). PKB belakangan memang tengah gencar melakukan sosialisasi Cak Imin sebagai cawapres.
Mengenai isu ini, PKS sempat melontarkan agar PKB masuk dalam poros baru bersama Demokrat dan PAN. Dengan begitu, akan ada tiga pasang calon di Pilpres 2019 menyusul poros Gerindra-PKS yang akan mengusung Prabowo Subianto dan poros pemerintah dengan Jokowi sebagai cawapres.
"PAN, PKB, sama Demokrat, yang kita lihat kan Demokrat di luar pemerintahan, PAN separuh-separuh, Cak Imin kadang dalam, kadang luar. Gabung saja nggak apa-apa, atas dasar keinginan bersama untuk membentuk demokrasi yang sehat, itu bisa," ulas Sohibul, Kamis (1/3).
Lantas mungkinkah Cak Imin memiliki peluang besar untuk maju sebagai capres?
Untuk membentuk poros baru, PKB-Demokrat-PAN memang memenuhi syarat ambang batas capres atau presidential threshold. Sesuai UU Pemilu, partai atau koalisi partai bisa mengajukan pasangan calon bila memiliki 20 persen kursi di DPR atau 25% suara sah berdasarkan hasil Pemilu 2014.
Di DPR, PKB memiliki 47 kursi (8,4%), Demokrat 61 kursi (10,9%), dan PAN 48 kursi (8,6%). Totalnya adalah 27,9% kursi di DPR yang berarti memenuhi syarat untuk mengusung pasangan calon di Pilpres 2019.
Bila menilik dari besaran kursi di DPR, Demokrat yang paling banyak. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu memiliki hak yang lebih besar untuk mengajukan capres.
Hanya saja, belakangan elektabilitas PKB mengalahkan Demokrat. Di Pemilu 2014, Demokrat (10,9%) berada di posisi ke-4 setelah PDIP (18,95%), Golkar (14,75%), dan Gerindra (11,81%). Sementara itu PKB ada di posisi kelima dengan perolehan 9,05% suara nasional.
Beberapa survei terakhir menempatkan PKB berada di posisi empat, mengalahkan Demokrat. Survei Populi Center yang digelar di 34 provinsi di Indonesia pada 7-16 Februari 2018 menyebut, PKB mendapat perolehan 7,9% mengalahkan Demokrat yang merosot di posisi ke-8 dengan angka 3,1%.
Survei dilakukan terhadap 1.200 responden yang diwawancara dengan dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling).
Margin of error survei +- 2,89 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Proporsi gender dalam survei ditentukan 50:50.
Survei dilakukan di 120 kecamatan dengan setiap kelurahan dipilih 10 responden dari dua RT. Besaran sampel tiap wilayah dialokasikan sesuai dengan proporsi populasi dari data sensus BPS.
Sejauh ini PKB baru menyatakan keinginan mereka agar Cak Imin maju sebagai cawapres. Baliho dan spanduk-spanduk bergambar Cak Imin dengan keterangan cawapres juga mulai bertebaran.
"Sekarang para sukarelawan dan simpatisan Cak Imin sudah semakin menyatu dengan struktur untuk mendesak agar PKB segera memutuskan Cak Imin maju sebagai cawapres 2019. Mayoritas aspirasi mendorong Cak Imin duet dengan Jokowi," jelas Wasekjen PKB Daniel Johan kepada wartawan, Selasa (27/2). (dtc)