Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dalam kehidupan kita ada tiga jenis gula yang dijadikan pilihan, yaitu gula pasir, gula merah dan gula aren. Meski sama-sama menjanjikan rasa manis, tapi sifat ke tiganya berbeda. Beda rasa, beda juga dampaknya pada tubuh.
“Kalau gula pasir seperti kita tahu ia adalah gula yang diproses dari tebu atau umbi-umbian, gula merah juga ada yang diolah dari tebu dan yang ketiga adalah gula aren. Gula aren diolah dari air nira,” ungkap Deff, Sales Distribution Channel Orgaren untuk wilayah Sumatera kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (4/3/2018).
Banyak ahli kesehatan menyarankan menggantikan gula pasir dengan gula aren dalam campuran makanan dan minuman. “Nah ini dia, gula aren dari proses dan penanaman pohonnya juga berbeda. Lebih organik, juga dengan kandungan gizi di dalamnya,” ucap Deff.
Dalam sebuah uji lab komposisi perbandingan antara gula pasir, gula merah dan gula aren ditemukan beberapa hal, yaitu kalori yang terkandung dalam gula aren lebih kecil dibanding gula pasir dan gula merah. Gula aren memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah, lebih kecil dari 30, sedangkan pada gula pasir 67-100 dan gula merah 64.
Nilai indeks glikemik yang lebih rendah membuat gula aren lebih aman dikonsumsi, khususnya untuk penderita diabetes, karena tidak menyebabkan lonjakan kadar gula yang drastis. Semakin gelap gula, maka kandungan nutrisinya cenderung lebih banyak.
Hal yang tidak kalah penting adalah kandungan pemanis yang terkandung pada masing-masing gula tersebut. Kandungan gulukosa dan fruktosa pada gula aren sebesar 35%, angka ini terbilang lebih rendah dari gula putih yang mengandung sukrosa sebesar 99,9-100%, termasuk di dalamnya 50% glukosa dan 50% fruktosa. “Di sini biangnya, yang membuat orang perlu hati-hati saat mengkonsumsi gula,”ucap Deff.
Proses pemurnian
Deff menjelaskan, gula aren dibuat dari air nira yang dikandung dari pohon aren. “Ada cairan yang keluar dari batang tanaman aren. Air ini lezat juga saat diminum, hanya saja tidak akan tahan lama,”bebernya.
Ketika diproses menjadi gula aren, ia pun tidak begitu rumit seperti pembuatan gula pasir. Gula yang diekstrak dari nira ini hanya dipanaskan sampai bebas kuman dan bakteri. Dengan pemanasan 100 derjat Celsius.
Tidak seperti proses gula pasir yang harus mengalami proses pemurnian, pada gula aren tidak diberi perwarna atau dikristalkan berulang-ulang seperti gula pasir. “Ini yang membuat gula aren jauh lebih sehat,”jelas Deff.
Karena tidak melalui proses pemurnian, kandungan vitamin di dalam gula aren masih terjaga. Gula aren mengandung vitamin B, kalsium, zat besi, magnesium, kalium dan sodium. Dengan berbagai kandungan itu , gula aren berfungsi sebagai sumber anti oksidan, mengobati anemia, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, baik untuk diet, meningkatkan sistem pencernaan, melancarkan sirkulasi darah, mengobati sariawan, menstabilkan kolestrol dalam darah dan lainnya.
“Gula aren itu akan memiliki fungsi yang sesuai jika diproses dengan cara alami dan jujur, jika proses salah, apalagi jika dicampur dengan gula pasir, ya sudah pasti kandungannya jadi beda,”paparnya.
Menurutnya , gula aren yang diproduksi PT Orgaren Indonesia mengolah gula aren dari pohon nira yang tumbuh alami dari alam di hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Pohon nira ini sama sekali tidak tersentuh pupuk,”ujar Deff.