Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Peran Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mencari nafkah di luar negeri juga bisa membantu kinerja ekspor Indonesia. Salah satu produk yang bisa merambah pasar internasional melalui peran TKI adalah mie instan.
"Indomie sukses melalui TKI bawa sendiri. Why not itu sebagai suatu pola," kata Ketua Komite Tetap Hukum dan Pengamanan Perdagangan Kadin Indonesia Ratna Sari Loppies di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Senin (5/3).
Selain TKI, lanjut Ratna, peran pelajar dan mahasiswa yang menempuh pendidikan di luar negeri juga bisa menjadi alternatif cara meningkatkan ekspor produk Indonesia, atau setidaknya memperluas pasar produk Indonesia di luar negeri.
"Bekali produk Indonesia sebagai pemasaran dan student signifikan memasarkan," tutur Ratna.
Ratna mencontohkan, sebelum TKI diberangkatkan ke negara tujuan, mereka bisa dibekali dengan produk unggulan Indonesia. Langkah ini bisa menjadi upaya agar produk Indonesia semakin dikenal di luar negeri.
"Misalnya gini, misalnya memberangkatkan TKI kasih saja goodie bag dari make up, dari apa kan di sana jadi kayak iklan kayak sampling," tutup Ratna.
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad mengatakan, upaya menggenjot investasi dari luar negeri dilakukan seiring diperbaikinya iklim investasi di Indonesia.
"Membawa masuk investasi dari luar, apa lagi usaha kerja pemerintah dalam EoDB (Ease of Doing Business) sudah cukup baik dan akan terus diperbaiki. Investasi penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Muliaman.
Selain itu, ekspor juga menjadi pesan Jokowi kepada para Dubes. Kinerja ekspor Indonesia perlu ditingkatkan lebih tinggi lagi agar ketertinggalan dari negara tetangga tidak semakin jauh.
"Saya pikir statement ekspor (Jokowi) tajam betul, artinya kenapa kalah dengan tetangga-tetangga kita even Thailand. Membangunkan kita kerja lebih sistematis, lebih kolaboratif satu sama lain, bangun sinergi apa yang bisa dilakukan," ujar Muliaman.
Muliaman menambahkan, kalahnya kinerja ekspor Indonesia dari Vietnam misalnya dikarenakan banyaknya kerja sama perdagangan (Free Trade Agreement/FTA) dengan negara lain. Kemudahan perdagangan Vietnam dengan negara lain membuat kinerja ekspornya lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
"Belakangan banyak perbedaan dengan Vietnam, Vietnam banyak FTA banyak negara dan banyak wilayah, sehingga dia punya preferensial tarif kalau dia harus dagang ke sana berdasarkan FTA," tutur Muliaman. (dtf)