Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra dijagokan menjadi capres di Pilpres 2019 oleh partainya, meski tak memiliki kekuatan. PPP menyatakan tak berminat mengusung Yusril sebagai capres.
"PPP sudah menetapkan pilihan politiknya untuk mengusung kembali Pak Jokowi. Jadi sepanjang ruang pembicaraannya ada di cawapres, PPP terbuka saja. Kalau Yusril mau jadi cawapres Jokowi, ya silakan ketemu," kata Sekjen PPP Arsul Sani di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/3).
Meski begitu, ia mengapresiasi keputusan PBB yang menginginkan sang ketum maju sebagai capres. Arsul mendukung banyak calon maju meramaikan Pilpres 2019.
Ia hanya mengingatkan PBB memerlukan kekuatan politik agar bisa mengusung Yusril sebagai capres 2019. Untuk diketahui, ada syarat ambang batas atau presidential threshold sebesar 20-25 persen yang harus dicapai untuk mengusung capres dan cawapres.
"Itu hak warga negara. Siapa pun, tidak hanya Pak Yusril. Asal didukung partai 20 persen yang punya kursi di DPR. Bagi PPP, yang harus dihindari capres tunggal. Makin lebih dari dua, makin baik," sebut anggota Komisi III itu.
Diberitakan, PBB pede ingin mencapreskan sang ketum, Yusril Ihza Mahendra. PBB sendiri baru saja mendapat penetapan sebagai peserta Pemilu 2019 setelah memenangi sengketa pemilu melawan KPU.
"Sampai hari ini PBB tetap pada keputusannya mencalonkan Pak Yusril sebagai capres," ujar Ketua Bidang Pemenangan Presiden PBB Sukmo Harsono saat dihubungi, Kamis (8/3). (dtc)