Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Masa depan gereja dan negara ada pada anak-anak sekolah Minggu. Mereka adalah generasi masa depan yang memegang dua peran penting, yakni bagi kelangsungan hidup bergereja itu sendiri dan kelangsungan hidup bernegara.
"Meski tanggung jawab itu terlalu dini disematkan pada mereka, namun cepat atau lambat hal itu akan berlangsung," kata Wakil Ketua Dewan Pengurus Stasi (DPS) Gereja Katolik St Diego Martoba, Oscar Tampubolon kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (11/3/2018).
"Banyak orangtua yang belum sepenuhnya menyadari hal itu, sehingga mereka tak serius mengarahkan anak-anaknya ke sekolah minggu. Tidak heran sekarang ini kecenderungan semakin sedikit anak-anak yang bersekolah Minggu," katanya lagi.
Padahal, lanjut Oscar, gereja tidak kalah pentingnya dari sekolah. Di gerejalah anak-anak mendapat pengajaran secara spesifik tentang keimanan yang diajarkan agamanya. Selain itu gereja adalah tempat anak-anak bersosialisasi dengan kawan sebayanya yang seiman.
Dosen Agama Katolik di Unimed ini menjelaskan, pengajaran paling efektif kepada anak-anak adalah dengan menjadi contoh langsung. Orang tua adalah model yang akan ditiru oleh anak-anaknya. Bila orangtuanya sendiri jarang bergereja bagaimana ia bisa berharap anak-anaknya akan tertarik ke gereja.
"Di zaman ini, kehadiran gereja semakin penting. Gereja menjadi benteng terakhir untuk menjaga anak-anak dari pengaruh negatif perkembangan zaman. Bila tidak, anak-anak akan terjebak dalam kehidupan yang serba bebas. Karenanya gereja harus dikonsep seenak mungkin bagi anak-anak dan muda-mudi, agar mereka tertarik datang ke gereja," jelasnya.
Hal sama diakui salah seorang orangtua, Arni Tamba. Menurutnya, dengan membawa anak-anak ke sekolah Minggu sama pentingnya dengan menyekolahkan mereka. Keduanya harus seiring sejalan.
"Dua-duanya penting. Tidak bisa dipisah-pisahkan. Pintar saja tidak ada gunanya kalau moralnya tidak dibangun," kata Arni.