Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian Sumatera Utara (Sumut) pada triwulan I 2018 akan melambat dibanding triwulan sebelumnya, seiring dengan pola seasonalnya.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Arief Budi Santoso, mengungkapkan, perlambatan ekonomi Sumut pada triwulan I disebabkan oleh masih rendahnya belanja pemerintah.
"Seperti kebiasaan-kebiasaan sebelumnya, belanja pemerintah memang relatif rendah pada awal tahun," katanya, di Medan, Selasa (13/2/2018).
Sebagai catatan, belanja pemerintah memang menjadi salah satu pendorong utama perekonomian di Indonesia. Semakin tinggi belanja pemerintah, terutama dalam program-program pembangunan, maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap laju ekonomi.
Melambatnya ekonomi Sumut pada tiga bulan awal tahun ini juga karena investor yang cenderung wait and see. Ada kecenderungan yang terjadi selama awal tahun, investor lebih banyak menunggu hingga ada kepastian untuk berinvestasi. Laju investasi diperkirakan akan meningkat mulai triwulan II dan memuncak pada paruh kedua tahun ini.
Selain itu, dari sisi eksternal, ekspor luar negeri diperkirakan melambat merespons penurunan harga komoditas dan tingginya ketidakpastian global. Rencana kebijakan ekonomi AS, terutama The Fed serta kebijakan ekonomi China membuat ketidakpastian ekonomi global menjadi lebar. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap arus modal dan kinerja devisa di pasar ekspor.
Begitupun, tambahnya, konsumsi diperkirakan meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan karena UMP dan mulainya kampanye pilkada serentak yang akan mendorong konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT).
"Dengan demikian, ekonomi Sumut pada triwulan I 2018 diperkirakan berada pada kisaran 4,9% hingga 5,3% (yoy)," ungkapnya.
Sebagai catatan, pada triwilan I 2018, harga komoditas perkebunan terutama CPO, karet dan kopi diperkirakan menurun dibanding periode sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari penurunan harga yang terjadi pada awal triwulan berjalan. Ketiga komoditas ini sendiri merupakan andalan utama penggerak ekonomi di Sumut melalui pasar ekspor.
Ke depan, beberapa faktor risiko penghambat perbaikan ekonomi yang perlu diwaspadai adalah terhambatnya ekspor karena kebijakan proteksionime negara tujuan ekspor utama dan berlanjutnya penurunan harga komoditas. Selain itu, ketidakpastian kondisi pra pilkada juga menghambat investasi dunia usaha.