Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menilai, awal tahun ini memang bukanlah tahun yang baik untuk perekonomian Sumut. Belanja anggaran di awal tahun, yang pada umumnya masih proses pengadaan atau tender, menjadi salah satu faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi tidak mampu diakselerasi.
Menurut dia, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, saat ini yang diharapkan memang ada belanja besar yang bisa direalisasikan di triwulan II 2018. "Walaupun pada dasarnya belanja baru terlihat di triwulan III hingga akhir tahun," katanya di Medan, Selasa (13/3/2018).
Pada awal tahun ini, ekonomi Sumut tertekan dengan penurunan harga komoditas dunia. Salah satu yang paling besar menjadi pemicunya adalah laju pertumbuhan ekonomi global yang terganggu akibat proteksionisme yang dimulai di AS. Industri di AS dilindungi dengan bea masuk impor yang tinggi sehinga memicu terjadinya distribusi baja yang melimpah dari negara lainnya, salah satunya China.
Perang dagang seperti ini akan membuat pasar nasional juga turut menyesuaikan. Ditambah lagi jika ada sejumlah masalah serius pada memuncaknya kondisi geopolitik di semenanjung korea seiring dengan rencana pertemuan Presiden AS dengan Korut. "Harga komoditas unggulan Sumut, jika mengacu kepada tren perkembangan harga memang terus mengalami penurunan," ungkapknya.
Faktor lainnya adalah harga minyak mentah dunia sebagai acuan harga komoditas lainnya juga turut tertekan seiring dengan sisi persediaan yang meningkat serta buramnya ekspektasi pertumbuhan ekonomi global pasca proteksi ekonomi yang dilakukan AS. Ada ketidakpastian global yang membuat kondisi ekonomi Sumut di bawah tekanan. Ketidakpastian tersebut diantaranya adalah iklim investasi dunia yang berubah cepat setelah danya kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS, The Fed.
Kenaikan suku bunga tersebut memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Walau demikian, kenaikan tersebut sejauh ini justru mampu mendongkrak kinerja harga sawit di tingkat petani. Walau demikian secara keseluruhan pelemahan rupiah masih memberikan efek negatif yang besar ketimbang berbicara mengenai manfaatnya.
Ditambahkannya, awal tahun ini sepertinya memang akan menjadi beban tersendiri bagi perekonomian AS. Langkah Uni Eropa yang berencana menghentikan penggunaan CPO sebagai biodiesel juga membayangi kinerja pertumbuhan ekonomi Sumut. "Untuk itu, motor penggerak ekonomi utama adalah tetap belanja pemerintah baik pusat maupun daerah. Kalau berharap dari komoditas, belanja swasta, saya menilai semuanya masih stagnan bahkan ada kecenderungan menurun jika kondisi global kembali tidak stabil," pungkasnya.