Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Seorang relawan pendukung Joko Widodo pada Pilpres 2014 kini mengambil sikap berbeda. Dia bahkan walkout alias ke luar ruangan saat Presiden Jokowi berpidato.
Mantan relawan tersebut bernama Ferdinand Hutahaean, yang kini menjabat Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat. Dia melakukan walkout saat Jokowi berpidato dalam pembukaan rapimnas Partai Demokrat pada Sabtu (10/3/2018).
"Saya melakukan itu sebagai wujud tanggung jawab saya yang dulu mendukung Pak Jokowi, bahwa saya melakukan itu sebagai wujud ekspresi kekecewaan saya karena janji politik Pak Jokowi tidak ditepati, terutama tiga hal, yaitu menolak utang luar negeri, mempersulit asing, dan masalah subsidi," ujar Ferdinand saat berbincang dengan detikcom, Selasa (13/3/2018).
Ferdinand mengaku melakukan hal itu secara diam-diam dan tak mengajak rekannya yang lain. Menurut dia, ini adalah haknya dalam berdemokrasi.
"Adalah hak saya sebagai warga negara dan sebagai pribadi untuk protes dengan cara yang saya anggap tepat dan baik. Daripada saya mengeluarkan kartu seperti di UI, kan tidak elok. Jadi saya memilih keluar dengan diam," kata dia.
Sehari setelah walkout, Ferdinand mencuitkan sikapnya itu lewat akun Twitter @LawanPoLitikJKW. Dia bahkan memajang fotonya di cuitan itu.
"Ya betul, itu akun Twitter saya, sudah ada sebelum saya bergabung dengan Demokrat," kata dia.
Ferdinand bergabung dengan Partai Demokrat pada Mei 2017. Jauh sebelum itu, dia merupakan pengurus Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP).
Dalam catatan detikcom, Ferdinand ikut dalam aksi membentangkan 1.161 spanduk dukungan untuk Jokowi pada Minggu, 4 Mei 2014. Spanduk-spanduk itu dibentangkan dari Balai Kota DKI Jakarta menuju Istana Presiden, Jakarta.
Dia dulu merupakan Ketua DPP Bara JP saat diwawancara detikcom seusai aksi tersebut. Ferdinand juga pernah bertemu langsung dengan Jokowi. "Nah, itu dulu saya terlibat," ujar Ferdinand.
Setelah Jokowi dilantik menjadi Presiden RI, Ferdinand kerap menyampaikan kritik. Dia mengatasnamakan diri sebagai Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia dalam sebuah diskusi tentang 100 hari pemerintahan Jokowi-JK pada 28 Januari 2015.
Namun karena aksi walkout-nya yang dia pamerkan di Twitter, Ferdinand terancam mendapat sanksi. Anggota Dewan Kehormatan PD Amir Syamsuddin lalu bicara kemungkinan adanya sanksi untuk Ferdinand.
"Kewenangan Komisi Pengawas yang akan menilai. Memang di kode etik itu mulai sanksi ringan dan yang terberat ada di sana," tegas Amir.
Lebih lanjut Amir bahkan menyebut Jokowi sebagai tamu khusus dari Ketua Kogasma PD Agus Harimurti Yudhoyono, sehingga kader partai mestinya menghormatinya.
"Jadi, kalau ada kader yang secara pribadi ingin memperlihatkan, mengekspresikan, pendapatnya, itu tidak perlu dipublikasikan kepada umum karena ini akhirnya kan penilaian publik ada seakan-akan Demokrat itu tidak menghargai orang yang diundangnya sendiri," tutur Amir.
Soal sanksi, Ferdinand mengaku siap menghadapinya. Tetapi dia masih sangsi jika sikapnya itu bakal diganjar sanksi.
"Terkait sanksi, sekali lagi saya tegaskan saya siap menerima sanksi apa pun, karena prinsip saya tidak bisa ditukar dengan apa pun," ujar Ferdinand. (dtc)