Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi melawat ke Moskow, Selasa (13/3), menemui Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Nilai perdagangan kedua negara yang masih kecil menjadi pembahasan dalam pertemuan ini.
Sebagaimana keterangan pers dari KBRI Moskow, Kamis (15/3), nilai perdagangan Indonesia dan Rusia mencapai US$ 2,6 miliar pada 2017 senilai US$ 2,6 miliar. Nilai itu belum menggembirakan.
"Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk kedua negara yang mencapai sekitar 406 juta jiwa, nilai perdagangan tersebut masih sangat kecil," kata Menlu Retno.
Retno juga mengemukakan bahwa Rusia perlu membuka akses perdagangan lebih luas dengan Indonesia. Koomoditas Indonesia yakni minyak kelapa sawit dan produk ikan perlu dibikin lebih mudah masuk Rusia. Indonesia berharap Rusia bisa mempercepat proses pembentukan Free Trade Agreement antara Indonesia dan Eurasian Economic Union.
Rusia adalah mitra strategis Indonesia sejak 2003. Kerjasama ini perlu diperbaharui lagi.
"Dengan perkembangan yang semakin intensif, sudah saatnya Indonesia dan Rusia menuju era baru kerja sama kemitraan," kata Menlu Retno yang pernah berkunjung ke Moskow tahun 2011 ketika menjabat Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI.
Mereka juga membahas masalah internasional dan regional, yakni soal Palestina, Suriah, isu-isu Asia Pasifik, dan kerja sama dalam kerangka PBB. Retno juga menggarisbawahi pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.
Kunjungan Retno ke Moskow adalah kunjungan balasan, juga merupakan kunjungan bilateral resmi pertama ke Moskow sejak 2010. Sebelumnya, Menlu Rusia Lavrov sudah ke Jakarta pada 8 dan 9 Agustus 2017 lalu.
Dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Lavrov, Menlu Retno didampingi Dubes RI untuk Federasi Rusia dan Belarus M. Wahid Supriyadi, dan para pejabat Kementerian Luar Negeri RI, yaitu Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan Arrmanatha Christiawan Nasir, Direktur Eropa III Ardian Wicaksono dan Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kamapradipta Isnomo.(dtc)