Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Habib Rizieq Syihab ingin Gerindra, PAN, PKS, dan PBB membentuk koalisi permanen 212. PPP meyakini koalisi ini tak akan terbentuk.
"Dalam konteks demokrasi, maka PPP menganggap wajar saja ada tokoh yang selama ini ambil peran sebagai 'oposisi' terhadap pemerintahan sekarang, kemudian mengusulkan agar partai-partai, terutama yang tidak masuk koalisi pemerintahan, untuk bergabung dan menjadi lawan dalam pemilu mendatang," kata Sekjen PPP Arsul Sani kepada wartawan, Jumat (23/3/2018).
Meski demikian, Arsul memandang usulan Rizieq soal koalisi permanen 212 sulit terwujud. Menurutnya, ada beberapa persyaratan koalisi untuk menjadi permanen.
Arsul mengambil contoh paling sederhana, yaitu penentuan calon wakil presiden. Dia memberi contoh apabila koalisi permanen 212 itu, andai jadi terwujud, resmi menetapkan capres.
"Kalaupun sepakat Prabowo yang jadi capres, tentu masing-masing partai lainnya akan minta kadernya dijadikan cawapres. Kalau cawapresnya dari PAN lagi, misalnya, apakah PKS-nya mau, karena Pilpres 2014 cawapresnya sudah dari PAN?" beber dia.
Arsul juga menyebut sikap Partai Gerindra kerap berbeda dengan 3 partai lain. Dia yakin koalisi tersebut hanya bersifat sementara untuk mengalahkan Jokowi saja, tak sampai permanen.
"Kalaupun ada koalisi parpol-parpol tersebut, maka itu sebatas keperluan mengalahkan Pak Jokowi saja. Tapi untuk permanen, dalam arti satu kebijakan dalam mengelola negara, maka rasanya sulit," ucap dia. (dtc)