Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Ratusan peziarah memadati komplek pekuburan Tionghoa di Jalan Stasiun Medan untuk melakukan ritual Cheng Beng (ziarah kubur) di hari pertama, Minggu (25/3/2018) .
Peziarah yang berasal dari kota Medan bahkan luar kota dan negeri ini sudah tampak sejak pagi pukul 04.00 WIB, bersama sanak keluarga berdatangan mengendarai mobil.
“Hari pertama ini masih sedikit orang yang berziarah. Paling banyak peziarah berasal dari dalam kota,” kata Ketua Yayasan Budi Luhur Harun kepada wartawan di lokasi pekuburan.
Harun mengimbau kepada peziarah untuk berhati-hati dengan oknum-oknum yang menjual tiket palsu dengan sengaja mencetak tiket sumbangan tersebut. “Saat ini kami temukan tiket sumbangan palsu sudah dicetak bukan lagi di scan. Makanya kita harapkan kepada peziarah untuk tidak membelinya,” kata Harun.
Dia juga menyebutkan, tiket sumbangan dapat diperoleh di posko pembayaran yang berada setelah melintasi rel kereta api yang tak jauh dari komplek pekuburan.
“Kalau sebelum lewat rel, tiket yang beredar itu palsu. Makanya kita minta kepada warga yang berziarah untuk berhati-hati,” imbaunya.
Pantauan wartawan, arus lalu lintas padat merayap dari jembatan kanal Jalan Brigjen Zein Hamid hingga menuju ke komplek pekuburan Jalan Stasiun Medan.
Arus lalu lintas yang padat itu bisa diantisipasi berkat adanya kerja keras kepolisian sektor Delitua, Patumbak bersama Yayasan Budi Luhur dan Muspika.
Warga yang berdatangan untuk berziarah juga dengan tertib mengantri guna kelancaran lalu lintas. Demikian juga ketika sampai di komplek pekuburan, tampak warga dengan tenang melaksanakan ritual ziarah sebagai penghormatan leluhur dengan cara membersihkan kuburan, menebarkan kertas sampai dengan membakar kertas, hio serta membawa sesajian berupa kue dan buah buahan.
Andi (39), salah seorang peziarah mengatakan, dia bersama keluarga rutin melakukan ziarah Chen Beng. Menurutnya ziarah kubur itu sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah wafat.
"Ziarah ini di makam nenek dan keluarga yang telah mendahului. Kami rutin melakukan setiap tahun, " ujarnya.
Disinggung tiket sumbangan sebesar Rp 60.000, Andi bersama keluarganya mengaku tidak keberatan. "Sama sekali tidak keberatan karena ini setahun sekali, dan sumbangan ini digunakan oleh pihak yayasan untuk keperluan dan perawatan komplek pekuburan, jadi gak ada masalah dan kami mendukung," katanya.