Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tiga Universitas asal Jepang memastikan diri untuk melakukan kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatra Utara (UISU) terkait adanya penemuan endemik penyakit cacing pita (taeniasis) di Kabupaten Simalungun beberapa waktu lalu. Selain ketiga Universitas Jepang ini, juga ada empat Universitas di Indonesia yang turut serta dalam penelitian tersebut.
Ketua Tim Peneliti Cacing Pita FK UISU, DR Dr Umar Zein, DTM&H, Sp.PD, KPTI mengatakan, ketiga Universitas dari Jepang tersebut, yakni Department Of Parasitology Asahikawa Medical University, lalu Laboratory of Veterinary Parasitology Joint Faculty of Veterinary Medicine Yamaguchi University, serta Center of Human Evolution Modelling Research Primata Research Institute Kyoto University.
Sedangkan empat Universitas di Indonesia, ialah Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Bali, Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Direktorat Pascasarjana Universitas Sari Mutiara Medan serta Departemen Farmakologi FK Universitas Methodist Indonesia Medan.
"Hal ini sehubungan dengan kasus penemuan terbesar di dunia mencapai 171 kasus di salah satu kecamatan yakni Kecamatan Silau Kahaean di Kabupaten Simalungun yang mana ditemukan cacing pita sepanjang 10 meter lebih," ungkapnya kepada wartawan, Senin (26/3/2018).
Umar Zein menyebutkan, bahwa saat ini tim telah selesai melakukan pemeriksaan molekuler terhadap empat sampel cacing pita asal Sumatra Utara (Sumut) termasuk draft artikel ilmiah. Selanjutnya, kata dia, artikel tersebut dikirim ke WHO guna melanjutkan proses penelitian atas penemuan endemi taeniasis di Simalungun.
"Jadi sembari menunggu dukungan dari WHO, tim FK UISU akan kembali turun kelokasi pertama kali ditemukan cacing pita itu di kecamatan Silau Kahaean di Simalungun," jelasnya.
Umar Zein yang baru saja mendapatkan penghargaan sebagai dosen berprestasi dari UISU ini, memaparkan tim yang ikut serta dalam penelitian ini diantaranya ialah Prof Munehiro Okamoto dari Kyoto University, Prof Akira Ito dari Asahikawa Medical University dan Prof Tetsuya Yanagida dari Yamaguchi University.
Sementara dari Universitas Udayana, Bali ialah Dr Kadek Swastika, lalu Prof Teguh Wahyu Sarjono dari Universitas Brawijaya Malang, Dr Toni Wandra dari Universitas Sari Mutiara Medan, dan Prof Hadyanto Lim dari Universitas Methodist Indonesia Medan.