Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Uber telah tumbang setelah diakuisisi Grab. Kini, lawan berat Grab tinggal Go-Jek yang sejauh ini masih nyaman hanya bermain di kandang sendiri, Indonesia. Akankah Go-Jek berekspansi ke Asia Tenggara dan menantang dominasi Grab?
Sebenarnya sudah ada niatan dari Go-Jek memperluas pasarnya ke luar Indonesia walau sampai sekarang belum terealisasi. Pada bulan Oktober 2017, pendiri dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengungkapkan kesiapannya ekspansi ke luar negeri, khususnya di Asia Tenggara.
Nadiem tidak blak-blakan mengenai negara yang sedang diincar oleh perusahaannya. Namun, ia menjelaskan kriteria negara mana yang siap untuk diekspansi oleh Go-Jek.
Selain Indonesia yang penduduknya paling besar di Asia Tenggara, Filipina, Vietnam, dan Thailand mungkin merupakan negara yang menggiurkan untuk disasar Go-Jek. Sebab, ketiga negara tersebut bila digabungkan penduduknya bisa mencapai 270 juta jiwa.
Nadiem menyatakan bahwa Go-Jek mengincar negara yang infrastruktur teknologinya belum terlalu berkembang. Seperti masih minimnya masyarakat yang punya akses ke perbankan. Mungkin mereka akan diarahkan untuk memanfaatkan Go-Pay.
"Saya pikir kami telah membuat model sebuah platform yang bekerja di ekonomi yang sedang berkembang, di mana infrastrukturnya tidak terlalu bagus. Ada kemungkinan besar kita akan memanfaatkan seluruh potensi sehingga saat masuk bisa memanfaatkan seluruh senjata kita," tutur Nadiem kala itu.
"Kami selalu bersikap bertahan. Inilah waktunya membawa persaingan ke depan pintu rumah mereka," sebut Nadiem.
Pertanyaannya adalah kapan Go-Jek mewujudkan ambisninya tersebut? Kita nantikan saja, mungkin tidak lama lagi. (dtn)