Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Parapat. Pantai Bebas, Parapat, Kabupaten Simalungun awalnya sebagai dermaga kapal penyeberangan ke Samosir ataupun wisata danau. Namun, setelah dibenahi Bupati Simalungun JR Saragih sekira pertengahan 2015, lokasi ini dominan menjadi ajang adu gaya wisatawan lokal ber-selfie ria.
"Kalau kapal-kapal itu masih melayani sewa ke Samosir dan juga ke Batu Gantung. Hanya, setelah dipercantik sudah semakin banyak yang datang sekadar berfoto-foto. Kalau pengunjung sepertinya lebih banyak sekarang," kata br Gultom, pedagang di kawasan Pantau Bebas kepada medanbisnisdaily.com, Sabtu (31/03/18).
Walau terjadi peningkatan pengunjung ke tempat itu, ternyata tidak berbanding lurus dengan pendapatan para pedagang. Saat Pantai Bebas ini belum dibenahi omset penjualan mereka malah lebih baik.
"Sebelumnya bus umum dan mobil pribadi boleh masuk ke dalam. Jadi penumpang yang menunggu kapal banyak yang membeli. Sekarang mobil sudah parkir di luar, kebanyakan turun ke pantai hanya untuk berfoto," ujar pedagang kacang rebus keliling ini.
Namun demikian, ada perubahan mencolok yang terjadi. Kebersihan pantai bebas Parapat jauh lebih baik. Jika sebelumnya sampah selalu teronggok di berbagai sudut tempat itu, sekarang pemandangan merusak mata dan kesehatan itu mulai teratasi.
"Menyapu dan membersihkan tempat ini tugas pedagang di sini. Kalau yang membabat rumput biar rapi, itu tugas pengelola kapal. Sebelumnya, rumput di sini sering tidak dibabat," ungkap br Gultom.
Kesadaran pedagang dan pengelola kapal menjadikan pantai bebas itu tetap bersih, ternyata belum sepenuhnya didukung pihak Kecamatan setempat. Masih sering petugas kebersihan kecamatan enggan mengangkut sampah yang sudah dikumpulkan.
"Kalau bisa tiap harilah. Biar selalu bersih tempat ini. Pengunjung pasti lebih puas datang. Tapi itu juga, masih ada pengunjung yang tidak tahu kebersihan. Buang sampah sembarang," timpal br Rumahorbo, pedagang lainnya.