Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua Tim Pemenangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (DJOSS), Muzakir Rida menegaskan bahwa kedua pasangan calon Gubsu/Wagubsu pada Pilgub Sumut 2018, baik DJOSS maupun Eramas (Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah) sama-sama didukung oleh partai penguasa. Karenanya, tudingan Ketua DPP Golkar Ahmad Doli Kurnia Tanjung bahwa ada indikasi pelibatan tangan-penguasa di Pilgubsu untuk memenangkan calon tertentu perlu dibuktikan lebih jauh.
"Memang harus dicermati adanya pelibatan tangan kekuasaan dari ajang Pemilu, baik pilkada maupun bukan. Baik yang mungkin memihak DJOSS maupun Eramas. Yang dibilang Doli itu indikasi atau sudah terbukti?" kata Rida ketika dihubungi medanbsnisdaily.com, Minggu (1/4/2018) malam.
Menurutnya, kedua Paslon baik Eramas dan Djoss, sama-sama didukung oleh partai penguasa yang merupakan bagian dari kabinet pemerintahan Jokowi-JK.
"Partai penguasa itu Golkar, Hanura, Nasdem, PDIP, PPP, PKB dan PAN. Semua ada menterinya di kabinet ini. Jadi lebih berkuasa lagi pendukung Eramas. Bahkan JK Wapres asal partainya kan Golkar. Itu Mensos Idrus Marham, bekas Sekjen Golkar ada bagi-bagi Program PKH di Deli Serdang. Mudah-mudahan bagi-baginya gak sambil nitip nyoblos siapa. Itu contohnya. Kalau lihat jumlah menteri, dari partai pendukung Eramas lebih banyak daripada partai pendukung DJOSS," sambungnya.
Pilgub 2018 menjadi momentum strategis karena tahun berikutnya akan diselenggarakan Pemilu Serentak 2019, di mana akan memilih anggota DPR dan DPRD dan juga Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. DJOSS yang diusung PDIP dan PPP, kerap disebut sebagai persiapan mengantarkan Jokowi dua periode. Namun, mantan Ketua BADKO HMI Sumut ini menepisnya.
"Setahu saya, coba dicek lagi. Partai pendukung Eramas juga sudah menyatakan mendukung Jokowi untuk Presiden ke dua kali," tandasnya.
Sebelumnya, Ahmad Doli Kurnia Tanjung mengingatkan pasangan Eramas perlu mencermati adanya indikasi pelibatan tangan-tangan kekuasaan di Pilgub Sumut 2018. Menurutnya, pihaknya mencium adanya indikasi pelibatan tangan kekuasan dalam mendukung calon tertentu.
"Oleh karena itu saya meminta agar para penyelenggara pemilu, Bawaslu dan KPU, bersama jajarannya sampai ke tingkat desa/kelurahan, dapat ikut membantu menjaga agar Pilgub kali ini benar-benar fair, objektif, jujur, adil, dan bersih,” kata Doli.
Menurut Doli, Golkar sebagai parpol pengusung Eramas akan terus membangun jaringan bersama masyarakat agar nantinya tidak ada anggota masyarakat yang hadir dan memilih di TPS karena terintimidasi, terancam atau tertekan.
“Biarkanlah rakyat memilih yang terbaik berdasarkan hati nurani dan rasionalitasnya,” tegas Doli.