Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Ketum Gerindra Prabowo Subianto melontarkan tudingan kalau 80 persen tanah di RI tak dikuasai rakyat. Gerindra membela Prabowo terkait pernyataan yang diragukan beberapa pihak.
"Ini fakta dan dikuatkan dengan data yang ada, kekayaan nasional Indonesia masih dikuasai segelintir orang. Di mana, 10% orang terkaya di Indonesia menguasai 74,8% kekayaan nasional," ujar Waketum Gerindra Arief Poyuono kepada wartawan, Senin (2/4).
Poyuono menyebut segelintir orang di Indonesia terus mengalami peningkatan kekayaan. Meski mengklaim seperti itu, dia tak merinci soal sumber data yang dikutipnya.
"Total kekayaan 40 orang terkaya di Indonesia juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Angkanya sejak 2006 sampe 2017 dari US$ 22 miliar menjadi US$ 119 miliar dalam jangka waktu 10 tahun," beber Poyuono.
"Meningkatnya hampir 6 kali lipat dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan kekayaan penduduk Indonesia. Pertumbuhan kekayaan 40% orang terkaya Indonesia tercatat melonjak 317%," imbuh dia.
Poyuono mengutip Forbes. Dari data yang dikutip itu, dia menyebut total harta kekayaan 50 orang paling kaya di Indonesia mencapai Rp 1.700 triliun. Jumlah itu disebutnya setara dengan pembangunan 17.000 kilometer jalan tol di Indonesia.
Poyuono juga menyebut, sumber kekayaan 50 orang terkaya di RI itu juga bisa dilihat dari aset tanah yang dimiliki. Di sinilah dia menyebut kekayaan RI dikuasai oleh segelinntir orang kaya.
"Jadi Pak Prabowo bukan asal bicara tapi memang faktanya demikian," sebutnya.
Sebelumnya, Prabowo menyatakan 80 persen tanah tak dikuasai oleh rakyat adalah hal yang tidak benar. Menurut Prabowo, pernyataannya ini didukung oleh Bank Dunia (World Bank).
"Bank Dunia mengiyakan, 1 persen rakyat Indonesia menguasai hampir 40 persen kekayaan Indonesia, ini adil atau tidak?" kata Prabowo dalam pidatonya di Hotel Bumi Wiyata, Jalan Margonda, Depok, Minggu (1/4). (dtc)