Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Cirebon. Jemaah umroh dan haji BMT Global Insani terancam tak bisa diberangkatkan ke tanah suci. Sejumlah jemaah pun mengadu ke LBH-Forum Bela Negara (FBN) RI Cirebon agar mendapatkan pendampingan hukum.
Para jemaah dari berbagai daerah, seperti Cirebon, Kabupaten Kuningan, Indramayu, dan sekitarnya mengadu ke kantor LBH- FBN RI Cirebon di Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (6/4/2018) siang.
Jemaah merasa tertipu dengan program umrah dan haji yang ditawarkan Global Insani. Mereka terancam tak bisa berangkat ke tanah suci. Salah seorang perwakilan jemaah asal Indramayu, Ahmad Masud mengaku Global Insani hanya mengumbar janji selama bertahun-tahun. Ia menuturkan dijanjikan diberi ganti rugi bagi para calon jamaah haji yang tidak bisa diberangkatkan ke tanah suci.
"Saya mewakili 75 calon jemaah haji meminta agar permasalahan ini selesai. Para jemaah saya sudah menyelesaikan pembayaran untuk porsi haji ke Global Insani, namun hingga kini tak ada kejelasan," kata Ahmad saat berbincang dengan detikcom di kantor LBH-FBN RI Cirebon.
Ahmad menceritakan pada tahun 2017 silam pihak Global Insani mengajukan pengembangan dana kepada jemaah. Global Insani meminta uang tambahan sebesar Rp 10 juta kepada para jemaah. Dikatakan Ahmad, para jemaah pun diiming-imingi mendapat bagian dari pengembangan dana tersebut.
"Kami dilarang menyetor ke pihak bank, yakni Bank BTN Syariah dan Bukopin untuk pelunasan porsi. Kami disuruh menyetor lagi ke mereka (Global Insani) dengan dalih pengembangan dana. Jadi, total yang kita setorkan ke mereka itu untuk porsi Rp 25 juta dan Rp 10 juta untuk pengembangan dana," papar Ahmad.
Terancam Gagal Naik Haji, Jemaah Global Ihsani Cirebon Ngadu ke LBHFoto: Sudirman Wamad
Ahmad menilai pihak Global Insani tak menyetorkan uang milik jemaah ke pihak bank. Pasalnya, pihak bank terus meminta bunga atau ujrah kepada para jemaah. "Global Insani hanya menyetorkan buat DP saja, pelunasannya tidak lakukan. Ujrahnya kita yang kena, tiap tahun membengkak," katanya.
Ahmad mengatakan tahun ini sebanyak 30 jamaah yang ia bawa terancam gagal berangkat ke tanah suci. Padahal, jamaah haji yang ia bawa sudah melunasi pembayaran untuk porsi haji ke Global Insani.
"Kita malah ditagih bank untuk melunasi porsi. Artinya Global Insani ini tidak membayarkan uang kami ke bank. Jamaah saya ada yang stres karena dituntut bayar ujrah dan melunasi. Mayoritas jamaah yang saya bawa itu dari kalangan pas-pasan, ada yang jual tanahnya," ucapnya.
Ahmad menaksir total kerugian dari seluruh calon jemaah haji yang ia bawa sebesar Rp 2,5 miliar. Masing-masing jamaah, sambungnya, menyetor ke Global Insani dari Rp 25 juta hingga Rp 30 juta.
"Selain kerugian material, kami juga menanggung kerugian moral. Malu gagal berangkat haji. Kami minta pendampingan ke LBH untuk menyelesaikan ini," tutupnya.
Di tempat yang sama, Ketua LBH-FBN RI Cirebon Ibnu Saechu mengatakan sekitar 30 calon jamaah haji yang tercatat sebagai nasabah Global Insani mengadu. Menurut Ibnu mayoritas jemaah yang mengadu sudah melunaskan pembayaran porsi haji. Namun hingga kini tak kunjung ada kejelasan tentang pemberangkatannya.
"Mereka mengadukan tentang Global Insani terkait travek umroh dan haji yang diduga bodong. Global Insani tak bisa memberangkatkan para jamaah. Sedangkan, pihak perbankan malah nagih pelunasan ke para jamaah ini," kata Ibnu usai menerima aduan.
Ibnu mengaku gelombang pengaduan para nasabah Global Insani itu sudah terjadi sejak 2017 silam. Bahkan, sambung dia, pihaknya sudah mengadukan persoalan tersebut ke Polda Jawa Barat.
"Setengah tahun tidak ada perkembangan. Nah, pekan kemarin polisi sudah turun tangan melakukan BAP kepada sejumlah intansi, seperti OJK dan lainnya. Polisi juga sudah cek lokasi usah-usaha yang dikelola Global Insani," katanya.
Hasil kajiannya saat ini, dikatakan Ibnu, total kerugian yang dialami seluruh nasabah ditaksir mencapai Rp 60 miliar. Ia juga menyebutkan untuk calon jamaah haji yang terdaftar di Global Insani sekitar 1.400 calon jamaah. Sedangkan jemaah umroh, lanjutnya, sekitar 4.000 jemaah. (dtc)